Sleman (ANTARA) - Relawan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman nomor urut 2 Harda Kiswaya - Danang Maharsa, Gerakan Nahdliyyin Muda Sleman (Genah Muslem) menyelenggarakan Festival Hadrah Sleman Baru di Jogja City Mall, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berlangsung meriah.
Sejak Sabtu pagi, sekitar 09.00 WIB, sebanyak 26 grup hadrah dari 17 kapanewon di Sleman berlaga menampilkan yang terbaik di hadapan ratusan penonton yang memenuhi lobby JCM.
Festival ini juga disaksikan ribuan pecinta hadrah dari berbagai daerah melalui live streaming di YouTube "Mas Fadhil Channel", yang menambah kemeriahan acara.
Tidak hanya peserta yang menunjukkan kebolehannya, para penonton juga tak kalah atraktif dalam menyemangati grup favorit mereka. Acara Festival Hadrah Sleman Baru ini dibuka oleh Wakil Ketua Tim Relawan Harda Kiswaya, Budiharjo.
Grup Fatkhul Qolbi Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Muhammad Tasyakur Alwan di Sleman, Sabtu, menyatakan kegembiraannya dengan adanya festival ini.
"Alhamdulillah, senang sekali dengan adanya festival seperti ini. Kami jadi lebih bersemangat untuk latihan," kata Muhammad Tasyakur Alwan dalam rilisnya.
Alwan berharap ke depannya semakin banyak festival hadrah yang diadakan di Sleman.
"Terima kasih kepada panitia. Semoga festival seperti ini bisa lebih banyak lagi," tambahnya.
Senada, Umi Ainur Rahma dari grup hadrah KTSP Seyegan juga merasa bahagia.
"Tidak sia-sia kami latihan. Ada panggung untuk menampilkan karya kami. Terima kasih kepada panitia," katanya.
Umi berharap Pemerintah Sleman mendatang lebih mendukung kesenian hadrah dengan menggelar festival tahunan.
"Kalau bisa, buat kompetisi di tiap kapanewon dulu, nanti pemenangnya bertanding di tingkat kabupaten. Pasti lebih seru," harapnya.
Ketua Panitia Festival Hadrah Sleman Baru, Mufti Al Lutfi berharap festival ini dapat menjadi pemicu kegiatan serupa di Sleman.
"Alhamdulillah, acara hari ini berjalan lancar. Semoga festival ini bisa menjadi pemantik kegiatan serupa di tempat lain," ungkap pria yang biasa disapa Gus Lutfi.
Koordinator Gerakan Nahdliyyin Muda Sleman (Genah Muslem) ini menambahkan festival ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi grup hadrah di Sleman agar bisa tampil dan berkreasi.
"Kesenian hadrah di Sleman sedang bergeliat. Semoga festival ini dapat memicu kegiatan serupa di masa mendatang," tambah Pendiri Pondok Pesantren Roudlotush Sholikin, Bimomartani, Ngemplak, Sleman ini.
Calon Bupati Sleman nomor urut 2 sekaligus Pembina Genah Muslem Harda Kiswaya juga menyatakan komitmennya untuk menjadikan festival hadrah sebagai agenda rutin di Sleman.
"Jika masyarakat menginginkan dan kegiatan ini bermanfaat, Insyaallah pemerintah akan memfasilitasi," tutur mantan Sekda Sleman tersebut.
Festival Hadrah Sleman Baru menobatkan grup Fatkhul Qolbi PP Sunan Pandaran sebagai juara pertama, diikuti grup KTSP Seyegan di posisi kedua, dan grup Abda Min Jadid Prambanan sebagai juara ketiga. Sementara itu, pendukung grup hadrah MI Al Huda berhasil memenangi kategori Penonton Tersemarak.
Tiga dewan juri yang memberikan penilaian adalah Muhammad Sulhan Hilmi Abdillah, Muhammad Alan Nazlihaq, dan Nurkholis Majid.
"Ada tiga aspek yang dinilai, yaitu vokal, alat, dan adab dari setiap grup yang tampil," jelas Muhammad Sulhan Hilmi Abdillah.
Sejak Sabtu pagi, sekitar 09.00 WIB, sebanyak 26 grup hadrah dari 17 kapanewon di Sleman berlaga menampilkan yang terbaik di hadapan ratusan penonton yang memenuhi lobby JCM.
Festival ini juga disaksikan ribuan pecinta hadrah dari berbagai daerah melalui live streaming di YouTube "Mas Fadhil Channel", yang menambah kemeriahan acara.
Tidak hanya peserta yang menunjukkan kebolehannya, para penonton juga tak kalah atraktif dalam menyemangati grup favorit mereka. Acara Festival Hadrah Sleman Baru ini dibuka oleh Wakil Ketua Tim Relawan Harda Kiswaya, Budiharjo.
Grup Fatkhul Qolbi Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Muhammad Tasyakur Alwan di Sleman, Sabtu, menyatakan kegembiraannya dengan adanya festival ini.
"Alhamdulillah, senang sekali dengan adanya festival seperti ini. Kami jadi lebih bersemangat untuk latihan," kata Muhammad Tasyakur Alwan dalam rilisnya.
Alwan berharap ke depannya semakin banyak festival hadrah yang diadakan di Sleman.
"Terima kasih kepada panitia. Semoga festival seperti ini bisa lebih banyak lagi," tambahnya.
Senada, Umi Ainur Rahma dari grup hadrah KTSP Seyegan juga merasa bahagia.
"Tidak sia-sia kami latihan. Ada panggung untuk menampilkan karya kami. Terima kasih kepada panitia," katanya.
Umi berharap Pemerintah Sleman mendatang lebih mendukung kesenian hadrah dengan menggelar festival tahunan.
"Kalau bisa, buat kompetisi di tiap kapanewon dulu, nanti pemenangnya bertanding di tingkat kabupaten. Pasti lebih seru," harapnya.
Ketua Panitia Festival Hadrah Sleman Baru, Mufti Al Lutfi berharap festival ini dapat menjadi pemicu kegiatan serupa di Sleman.
"Alhamdulillah, acara hari ini berjalan lancar. Semoga festival ini bisa menjadi pemantik kegiatan serupa di tempat lain," ungkap pria yang biasa disapa Gus Lutfi.
Koordinator Gerakan Nahdliyyin Muda Sleman (Genah Muslem) ini menambahkan festival ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi grup hadrah di Sleman agar bisa tampil dan berkreasi.
"Kesenian hadrah di Sleman sedang bergeliat. Semoga festival ini dapat memicu kegiatan serupa di masa mendatang," tambah Pendiri Pondok Pesantren Roudlotush Sholikin, Bimomartani, Ngemplak, Sleman ini.
Calon Bupati Sleman nomor urut 2 sekaligus Pembina Genah Muslem Harda Kiswaya juga menyatakan komitmennya untuk menjadikan festival hadrah sebagai agenda rutin di Sleman.
"Jika masyarakat menginginkan dan kegiatan ini bermanfaat, Insyaallah pemerintah akan memfasilitasi," tutur mantan Sekda Sleman tersebut.
Festival Hadrah Sleman Baru menobatkan grup Fatkhul Qolbi PP Sunan Pandaran sebagai juara pertama, diikuti grup KTSP Seyegan di posisi kedua, dan grup Abda Min Jadid Prambanan sebagai juara ketiga. Sementara itu, pendukung grup hadrah MI Al Huda berhasil memenangi kategori Penonton Tersemarak.
Tiga dewan juri yang memberikan penilaian adalah Muhammad Sulhan Hilmi Abdillah, Muhammad Alan Nazlihaq, dan Nurkholis Majid.
"Ada tiga aspek yang dinilai, yaitu vokal, alat, dan adab dari setiap grup yang tampil," jelas Muhammad Sulhan Hilmi Abdillah.