Bantul (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan seleksi dan meneliti terhadap daftar tunggu program transmigrasi hingga tersisa sebanyak 30 keluarga atau KK dengan status aktif pada tahun 2024.   

"Daftar tunggu transmigran yang aktif sampai dengan tahun 2024 ini ada 30 keluarga, artinya aktif itu masih bisa kita arahkan, karena masih belum kehabisan umur," kata Fungsional Penyetaraan Pengantar Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Istiwasono di Bantul, Rabu.

Menurut dia, sebanyak 30 keluarga calon transmigran yang aktif tersebut yang sudah diseleksi, dan dimintai kembali komitmennya untuk mengikuti program transmigrasi, karena selain ada syarat batasan usia, daerah penempatan juga menjadi pertimbangan.      

"Karena kan bisa saja saat mendaftar umur 45 tahun dan, mintanya kalau tidak ke Sumatera tidak bersedia, namun ketika Sumatera tidak ada penempatan kan usia lebih dari 49 tahun atau 50 tahun menjadi gugur," katanya.

Selain itu, kata dia, kemudian ada juga calon transmigran yang sudah mendaftar dan belum diberangkatkan karena daerah yang diminta tidak membuka program transmigrasi, namun sudah mendapat pekerjaan yang layak.    

"Sehingga tidak jadi transmigrasi, jadi yang terjaga sampai saat ini 30 KK sampai 2024 ini, dan kemarin di 2024 ada delapan pendaftar, jadi ada 38 keluarga, jadi yang 30 keluarga itu aktif betul, sudah saya teliti, saya gugurkan karena tidak minat lagi, ada yang karena kehabisan umur," katanya.    

Pihaknya mengakui, jumlah daftar tunggu atau masyarakat yang minat mengikuti program transmigrasi semakin berkurang, karena selain daerah penempatan yang kurang diminati juga kuota dari pemerintah untuk program tersebut berkurang.

"Karena selain sudah dapat pekerjaan banyak, mereka mintanya daerah Sumatera, sementara kita kan hanya mengikuti dari pusat saja alokasi itu, tahun ini saja Bantul hanya mendapat kuota empat KK ke Sulawesi," katanya.

Istiwasono juga mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah calon transmigran yang gugur karena berbagai faktor tersebut mencapai puluhan.

"Yang gugur banyak dari tahun ke tahun dulu 43 KK, menjadi 30 KK, secara alami karena transmigrasi sukarela bukan paksaan, kalau memang sudah tidak memenuhi syarat lagi kami drop dari daftar tunggu, karena nanti di DIY juga diseleksi usia dan sebagainya," katanya.

 


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024