Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pendataan kebutuhan logistik terhadap lokasi terdampak cuaca ekstrem atau hujan lebat disertai angin kencang yang melanda delapan kecamatan di daerah ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol saat dikonfirmasi di Bantul, Kamis, mengatakan hujan intensitas lebat dan angin kencang di beberapa kecamatan di Bantul pada Kamis pagi, mengakibatkan tujuh kejadian pohon tumbang dan satu lokasi tanah bergerak.

"Kondisi terakhir saat ini pohon tumbang selesai penanganan dan pendataan serta gerakan tanah sudah selesai dalam pendataan kebutuhan," katanya.

Dia menyebut delapan kecamatan terdampak hujan lebat disertai angin kencang itu, adalah tujuh kejadian pohon tumbang di Kecamatan Pundong, Bambanglipuro, Jetis, Srandakan, Piyungan, Kretek, dan Sedayu, sedangkan kejadian tanah bergerak di Mangunan, Kecamatan Dlingo.

Dia menyebut dampak kejadian tersebut, yaitu kerusakan pada sebagian komponen rumah di empat lokasi atau rumah, berdampak pada tertutup akses jalan tiga titik dan terputus jaringan internet satu titik.

"Kebutuhan yang diperlukan yaitu logistik kerja bakti, terpal dan tenda keluarga di Mangunan, Dlingo, kemudian terpal untuk pohon tumbang di lokasi Surobayan, Kelurahan Argomulyo, (Kecamatan) Sedayu," katanya.

Berdasarkan laporan dari personel yang melakukan asesmen, katanya, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian tersebut. Namun, nilai kerusakan akibat hujan lebat disertai angin kencang tersebut diperkirakan mencapai Rp87 juta.

Atas kejadian tersebut, BPBD Bantul mengimbau masyarakat, terutama di daerah rawan bencana, agar selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, mengingat hujan deras masih berpotensi terjadi.

"Dan juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, forum pengurangan risiko bencana (FPRB), lembaga terkait dan jejaring relawan untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024