Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Abdul Halim Muslih menyebut bahwa pertanian merupakan sektor unggulan di kabupaten ini yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Karena pertanian di Kabupaten Bantul adalah salah satu sektor unggulan pembangunan dengan masyarakat yang menghuni di sektor ini dalam jumlah populasi yang besar," kata Bupati Abdul Halim di Bantul, Kamis.
Menurut dia, pertanian di Kabupaten Bantul telah menjadi lumbung pangan penopang kebutuhan masyarakat, baik masyarakat Bantul sendiri maupun masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dia mengatakan, Kabupaten Bantul merupakan daerah penghasil padi yang mampu berproduksi sepanjang tahun, luas baku lahan pertanian di Bantul seluas 13.991 hektare, yang rata rata setiap tahun ditanami padi dua kali.
"Pada tahun 2024 luas panen padi di Bantul seluas 28.189 hektare dengan produktivitas padi rata rata sebanyak 6,25 ton per hektare gabah kering giling, dan angka produksi mencapai 176.114 ton gabah kering giling," katanya.
Bupati Bantul mengatakan, capaian sektor pertanian ini tidak terlepas dari adanya bantuan dan fasilitasi Kementerian Pertanian dan stakeholder yang lain berupa benih unggul, pupuk bersubsidi dan alat mesin pertanian.
Dia mengatakan, khusus di Kecamatan Srandakan terdapat kendala yang dihadapi petani, berupa tidak optimalnya fungsi saluran drainase dari irigasi Kamijoro yang mengakibatkan munculnya genangan air yang merendam lahan pertanian padi.
"Untuk itu kami memohon dukungan dari Kementerian Pertanian dan pihak-pihak terkait lainnya, agar dapat kita selesaikan bersama-sama, sehingga mampu menyelamatkan sekitar 200 hektare lahan padi di kawasan Srandakan Bantul," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, diperlukan optimalisasi percepatan tanam dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, alat mesin pertanian, suplai air yang lancar, ketersediaan pupuk dan benih, dan pengendalian hama penyakit.
"Untuk itu peran semua pihak sangat kita butuhkan untuk mendukung tercapainya percepatan tanam dan panen padi di tahun 2025, sehingga mampu mencapai swasembada pangan," katanya.