Dinkes Bantul programkan pemberian makanan tambahan bagi balita kurang gizi

id Dinkes Bantul ,Makanan tambahan ,Penanganan stunting

Dinkes Bantul programkan pemberian makanan tambahan bagi balita kurang gizi

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun ini menggulirkan program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita atau bayi di bawah umur lima tahun yang mengalami kekurangan gizi atau stunting.

Kepala Seksi Gizi, Kesehatan Keluarga, dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Bantul Siti Marlina di Bantul, Kamis, mengatakan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), hasil penimbangan balita di Bantul per Juni 2024 mencatat 3.417 balita atau 7,01 persen dalam kondisi gizi kurang.

"Penanganan stunting dilakukan secara komprehensif. Kami juga memberikan PMT lokal bagi balita dengan gizi kurang atau berat badan yang tidak naik, serta pangan medis khusus untuk balita gizi buruk," katanya.

Selain itu, kata dia, beberapa langkah yang diambil Dinkes dalam penanganan stunting meliputi edukasi kesehatan remaja, seperti pemberian suplemen gizi untuk calon pengantin, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pemberian asam folat, dan vitamin tambah darah.

Namun demikian, kata dia, meski berbagai langkah tersebut dilakukan, tantangan utama yang dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk rutin menimbang balita di posyandu (pos pelayanan terpadu).

"Penimbangan rutin sangat penting untuk mengetahui status gizi anak. Kami terus mengedukasi masyarakat agar lebih aktif memanfaatkan layanan posyandu," katanya.

Dia menyebut, wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Bantul meliputi Kecamatan Imogiri, Srandakan, dan Pundong, sementara kasus terbanyak tercatat di wilayah Imogiri, Jetis, dan Piyungan.

Menurut dia, pada 2025 pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik untuk program PMT di Bantul, guna menekan stunting khususnya balita dan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Dia mengatakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, Pemkab Bantul juga memperkuat program ini dengan menambahkan anggaran sebesar Rp669 juta melalui APBD Bantul 2025.

Pihaknya berharap, dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan anggaran yang signifikan, Pemkab Bantul optimistis angka stunting dapat ditekan secara signifikan pada 2025.