Yogyakarta (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta masih menunggu laporan resmi terkait dugaan keributan/kekerasan dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta (7/2).
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Aditya Surya Dharma saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan meskipun ada pihak yang mengaku terkena pukulan dalam insiden tersebut, hingga kini belum ada laporan resmi yang masuk ke kepolisian.
"Kalau memang ada yang merasa dipukul, bisa bikin laporan silakan ke Polresta akan kami proses. Sampai dengan saat ini pagi ini kami belum menerima laporan," ujar Aditya.
Aksi unjuk rasa terkait transparansi proses relokasi PKL Malioboro pada Jumat (7/2) siang pukul 14.00 WIB itu semula berlangsung tertib di depan Gedung DPRD DIY.
Setelah menunggu berjam-jam tanpa ada anggota dewan yang menemui mereka, lalu massa aksi yang terdiri atas sejumlah PKL Malioboro bersama mahasiswa, dan LBH Yogyakarta pun memutuskan turun ke jalan hingga menutup akses lalu lintas di Malioboro.
Penutupan jalan ini, kata Aditya, kemudian memicu reaksi dari pelaku usaha lain seperti tukang becak, juru parkir, serta pedagang lain yang merasa terganggu aktivitasnya.
"Akhirnya ada sedikit keributan di antara mereka. Tapi, sampai saat ini belum ada laporan terkait mungkin ada yang dipukul atau apa, sampai sekarang enggak ada," tutur Aditya.
Para PKL peserta unjuk rasa sempat dievakuasi menuju ke Kantor DPRD DIY.
Dia menyebut telah mengecek ke Tim Dokkes Polresta Yogyakarta, akan tetapi hingga saat ini belum ada laporan yang masuk terkait adanya korban pemukulan.
"Kami tunggu kalau ada yang merasa mungkin dirugikan atau mungkin hal-hal lain, ada dugaan penganiayaan atau pemukulan monggo silakan," ujar dia.
Meski situasi sempat memanas, Aditya menyebut situasi segera dapat dikendalikan sehingga tidak terjadi bentrokan besar.
Dia pun memastikan kondisi di Malioboro hingga kini tetap kondusif, termasuk aktivitas perdagangan dan wisata berjalan normal seperti biasa.
"Kami jamin situasi di Malioboro tetap kondusif. Silakan wisatawan untuk berwisata atau berbelanja di kawasan Malioboro. Kami juga tetap ada siaga personel seperti biasa, bersama dengan Satpol PP atau sekber lainnya untuk mem-backup pengamanan Malioboro," ujar dia.
Aditya juga berharap aksi-aksi unjuk rasa ke depan agar dilakukan dengan memperhatikan kepentingan umum, agar tidak menimbulkan gangguan bagi masyarakat lain.
"Tentunya harus ada rasa 'tepo seliro', tenggang rasa karena ada kepentingan masyarakat lain yang mungkin nanti akan terganggu," ujar Aditya.