Yogyakarta (ANTARA) - Dalam situasi ekonomi global yang penuh tantangan seperti inflasi, perubahan kebijakan perdagangan, dan disrupsi digital, profesi akuntansi berada pada momentum transformasi besar. Dinamika global, disrupsi teknologi, perubahan regulasi, serta dinamika bisnis yang terus bergeser turut mendorong perubahan mendalam dalam peran akuntan.

"Seiring tumbuhnya peran Indonesia di perekonomian dunia, akuntan masa depan harus siap menghadapi tantangan seperti otomatisasi, pelaporan keberlanjutan, keuangandigital, dan regulasi internasional," kata Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dr Hardo Basuki pada kick off Aspiring Professional Accountants Festival (APAFest) 2025 di Gedung Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu.

Meskipun demikian, profesi akuntansi harus tetap menjadi pilihan karir di masa depan. Akuntan memainkan peran kunci dalam strategi bisnis, manajemen keuangan, dan kepatuhan terhadap regulasi. Mereka dibutuhkan di berbagai sektor industri, dengan jalur karier yang luas mulai dari akuntansi, perpajakan, konsultasi, hingga keuangan korporat.

"Perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik data telah mengubah wajah profesi ini—dari pencatatan tradisional menjadi peran penasihat strategis. Perubahan ini menjadikan akuntansi sebagai profesi yang dinamis dan bermakna bagi mereka yang siap berinovasi dan terus belajar," katanya.

Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN IAI) Ardan Adiperdana mengatakan bahwa tantangan krusial yang dihadapi profesi akuntan saat ini adalah menurunnya minat generasi muda terhadap profesi ini karena persepsi sebagai bidang yang kaku dan terlalu teknis.

"Profesi ini bersaing ketat dengan bidang seperti fintech, data science, dan konsultan manajemen," ujar Ardan. Untuk itu, asosiasi profesi dan pemangku kepentingan lainnya perlu secara aktif melakukan rebranding profesi, dengan menonjolkan keberagaman peran, dampak yang bermakna, serta keterkaitan profesi ini dengan prioritas global seperti keberlanjutan, etika, dan pembangunan ekonomi inklusif.

IAI berkomitmen penuh membangun profesi akuntan yang future-ready, dimulai dari mendukung pendidikan dan pemberdayaan generasi muda Indonesia. Melalui APAFest dan berbagai kolaborasi strategis, IAI membangun jembatan antara mahasiswa dan profesional, antara universitas dan jaringan global, serta antara Indonesia dan komunitas akuntansi internasional.

Menjadi future-ready dalam konteks profesi akuntan, berarti memiliki kemampuan tidak hanya untuk bertahan dalam perubahan, tetapi memanfaatkannya untuk menciptakan nilai baru.

Menurut Ardan, seorang akuntan masa depan setidaknya harus bisa memahami tiga aspek ini secara strategis, yaitu digital fluency – menguasai teknologi seperti AI, analitik data, dan blockchain, serta mampu menerjemahkan teknologi ke dalam wawasan strategis dan pelaporan terpercaya, menguasai pelaporan keberlanjutan sehingga dapat memainkan peran penting dalam membantu organisasi menyusun, memverifikasi, dan mengkomunikasikan informasi ESG secara kredibel dan transparan.

"Tidak kalah penting adalah memiliki wawasan global dan beretika, sehingga mampu menavigasi penerapan standar global dan menjunjung tinggi prinsip etika tertinggi dalam praktiknya," kata dia.


Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025