Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mohamad Iqbal Apriansyah menilai keakraban, kehangatan, dan perasaan diterima sebagai bagian keluarga menjadi hal yang menenteramkan dan nyaman bagi seorang remaja, sehingga dapat menjauhkan anak dari jerat narkoba.
"Tetapi jika anak tidak mendapatkannya dari keluarganya sendiri, dia akan mencari dan menyambut dengan suka cita kehangatan yang diberikan oleh pihak luar," kata Iqbal dalam perbincangan dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY Brigjen Pol Andi Fairan di Kantor BKKBN DIY, Selasa.
Menurut dia, masalahnya akan menjadi gawat bila yang menawarkan keakraban dan kehangatan itu adalah pihak yang tidak baik seperti jaringan pengedar narkotika yang sedang melakukan rekrutmen.
"Imbalan finansial tentu menjadi faktor penarik, tetapi perlakuan hangat layaknya keluarga dari jaringan pengedar bisa menjadikan remaja menjadi militan dan setia kepada kelompok tersebut," katanya.
Ia mengatakan pujian semacam "Pengiriman pertama mu sukses, Bro! Lanjutkan" dan disertai pelukan hangat dan tepukan di bahu oleh bandar narkotika kepada pengedar rekrutan baru bisa sangat meninggalkan kesan mendalam bagi remaja yang tidak mendapatkan kehangatan di rumah.
"Ini adalah tantangan bagi instansi dan pemangku kepentingan terkait untuk jangan sampai kalah mengajarkan ilmu parenting kepada keluarga-keluarga," katanya.
Secara khusus Iqbal menyoroti peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Jangan sampai hanya bisa menjadi bapak yang mencukupi semua kebutuhan anak, tetapi tidak berperan dalam pembentukan karakter anak.
"Jangan sampai anak yang tidak mendapatkan kehangatan dan kedekatan dengan ayah di rumah mendapatkannya dari pihak-pihak yang dapat menjerumuskannya seperti dari jaringan pengedar narkotika," katanya.
Iqbal mengatakan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN memiliki program unggulan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di antara program unggulan lainnya.
Kepala BNNP DIY Brigjen Andi Fairan mengatakan bahwa kedua instansi memiliki irisan tugas dalam membentuk generasi muda yang tangguh sebagai penopang Indonesia Emas 2045. Generasi muda yang tangguh sudah tentu bebas dari penyalahgunaan narkotika dan sadar permasalahan kependudukan.
"Asta Cita Presiden pada butir ketujuh secara tersurat menyebutkan pemberantasan narkoba sebagai prioritas Bapak Presiden," katanya.
Pada kesempatan tersebut secara khusus juga dibahas kerjasama kedua instansi dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
"Setiap kali BKKBN berkegiatan yang melibatkan masyarakat atau kader, BNNP siap dipanggil untuk turut memberikan materi mengenai narkotika. Cukup tiga puluh menit saja," katanya.
Perwakilan BKKBN DIY dalam waktu dekat akan menyelenggarakan ajang Pemilihan Duta Genre, prosesnya meliputi karantina para finalis. BNNP DIY siap memberikan pembekalan kepada calon-calon Duta Genre DIY.
Andi Fairan mengingatkan bahwa permasalahan narkotika sesungguhnya sangat dekat. Dicontohkannya varian jenis narkotika berwujud cairan atau biasa disebut "Happy Water".
"Narkotika jenis ini sulit dideteksi secara wujud maupun dari baunya. Dan ternyata, pabriknya ada di dekat kita, di daerah Kabupaten Bantul," katanya.