Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak lima kelompok dari kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti kegiatan Apresiasi Kelompok KB Pria 2025 yang diselenggarakan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Perwakilan BKKBN DIY, Selasa.

Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY Rohdhiana Sumariati mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras pria dalam meningkatkan kesertaan ber-KB di kalangan para pria.

"Cara ber-KB bagi pria lebih terbatas dibanding wanita, hanya dengan kondom atau dengan vasektomi saja," katanya.

Sedangkan metode lain yaitu berpantang hubungan seksual (absentia) jika istri dalam masa subur dan sanggama terputus (coitus interruptus) tidak dianjurkan.

"Kedua cara tersebut selain membutuhkan pengendalian diri yang besar dari suami dan istri, juga tidak dijamin sepenuhnya mencegah kehamilan," katanya.

Menurut Rohdhiana, KB bukan hanya urusan ibu-ibu saja seperti anggapan selama ini. Tentu saja ada peran bapak dalam kehamilan sehingga perencanaannya termasuk pengaturan atau pencegahan kehamilan juga menjadi tanggung jawab para bapak.

"Tercatat kesertaan KB Pria di DIY masih tergolong rendah. Saat ini terdata 53,987 pasangan usia subur yang ber-KB menggunakan kondom dan hanya 1.291 pria yang menjalani vasektomi," katanya.

Dalam kegiatan ini lima Kelompok KB Pria tersebut memaparkan kegiatannya dan mendapatkan pertanyaan serta penilaian dari tiga orang juri yang terdiri dokter spesialis urologi RSUP Dr Sardjito Sakti Brojonegoro, Budi Sartono dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY serta Susilo Widodo, Ketua Kelompok KB Pria Terbaik Nasional 2023.

Setelah melalui proses penilaian, terpilih Kelompok KB Pria PERKASA Kota Yogyakarta yang akan mewakili DIY dalam apresiasi tingkat nasional.

Kelompok KB Pria PERKASA dibentuk 2010 di Kemantren (Kecamatan) Gondomanan. Kelpmpok ini memanfaatkan media sosial Instagram untuk media promosi (@kbpria_perkasagm) dan siaran di Radio Komunitas Pasar Beringharjo.

Peringkat kedua diraih Kelompok KB Pria Amanah (Kulon Progo) dan peringkat ketiga Kelompok KB Pria Arjuna (Bantul).

Ketua Tim Kerja Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN DIY MZ Fathurachman mengatakan sudah selayaknya KB Pria baik dengan kondom maupun vasektomi perlu lebih ditingkatkan kesertaannya.

"Metode KB Hormonal seperti pil, suntik, IUD dan implant tidak lepas dari efek samping yang tidak semua wanita dapat menoleransinya," katanya.

Menurut dia, KB Hormonal pada dasarnya mengintervensi keseimbangan hormon tubuh, dan respon tubuh berbeda untuk tiap indvidu. Sedangkan KB nonhormonal bagi wanita (IUD) yang menempatkan benda asing dalam rahim juga tidak bebas dari efek samping bagi sebagian wanita.

"Sementara metode operasi bagi wanita (tubektomi/sterilisasi) memiliki faktor risiko jauh lebih tinggi dari vasektomi pria," katanya.

Tubektomi merupakan tindakan operasi dengan membuka rongga perut untuk memotong dan mengikat saluran telur. Sedangkan vasektomi hanyalah operasi kecil pada organ di luar rongga tubuh pria, dilakukan dengan memotong dan mengikat saluran sperma yang ada di kantong buah zakar (testis).


Pewarta : V001
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2025