Gunungkidul (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Muhammad Hidayat Nur Wahid menegaskan tidak ada unsur radikalisme dalam pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Baitussalam 4 Padukuhan Sumbertetes, Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Modern Baitussalam 4 di Gunungkidul, Senin, ia mengatakan pendidikan di ponpes ini akan mengacu pada sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Modern Darussalam Gontor.

"Yang dihadirkan adalah segala bentuk kebaikan, baik dari sisi kualitas, komitmen, maupun nilai-nilai yang diajarkan. Saya pastikan tidak ada unsur radikalisme di dalamnya," katanya.

Dia mengatakan baik di Ponpes Baitussalam maupun Ponpes Gontor, para santri dibiasakan melafalkan himne yang menyebut tiga sosok ibu, yakni Ibu Indonesia, Ibu kandung, dan Ibu pesantren.

"Dengan begitu, pesantren justru menanamkan nilai-nilai luhur tentang bakti dan cinta kepada ibu. Tidak mungkin mengajarkan hal yang durhaka terhadap ibunya," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto mengatakan peletakan batu pertama, selain sebagai simbol dimulainya pembangunan fisik, juga bentuk komitmen bersama untuk memperluas akses pendidikan keislaman yang berkualitas di Gunungkidul.

"Di tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi, pesantren memiliki peran penting dalam menjaga moralitas, membangun karakter, dan menyiapkan generasi yang cerdas serta berakhlak mulia," katanya.

Menurut dia, Pemkab Gunungkidul menyambut baik dan meyakini keberadaan pesantren ini akan memberi dampak besar bagi penguatan sumber daya manusia yang unggul, religius, dan berdaya saing khususnya di Gunungkidul.

Pimpinan Pondok Pesantren Modern Baitussalam K.H. Abdul Hakim mengatakan ponpes yang dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektare tidak hanya untuk gedung pondok, namun juga untuk lembaga pendidikan dari jenjang Kelompok Bermain (KB) hingga SMA.

"Berawal dari hanya tiga santri saat ini sudah mencapai 2.300 santri dari berbagai jenjang pendidikan," katanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025