Jakarta (ANTARA) - Peserta Program Magang Nasional Lulusan Perguruan Tinggi Batch 2 mengaku bangga dan bersyukur dapat lolos dari persaingan yang mereka nilai sangat ketat untuk mendapatkan kesempatan pengalaman kerja nyata melalui program Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Antusiasme tersebut dirasakan oleh Nasya (22), peserta Magang Nasional Batch 2 lulusan universitas di Malang, yang diterima magang di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Dari 900 pelamar hanya 113 yang diterima. Jujur, saya merasa senang banget dan bangga, menurut saya itu prestasi,” katanya saat ditemui dalam acara Pembukaan Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi Batch 2 di Jakarta, Rabu.
Meskipun telah gagal masuk seleksi pada proses seleksi batch pertama, ia mengaku bersyukur akhirnya lolos pada proses seleksi batch ke-2. Dirinya telah mempersiapkan diri mengikuti proses seleksi dua tahap, yakni wawancara dan psikotes.
Peserta lainnya Gani (22), yang merupakan lulusan salah satu universitas di Jakarta, mengaku baru mendaftar menjelang penutupan pendaftaran setelah mendapat informasi bahwa lulusan baru bisa mengikuti magang.
Senada dengan Nasya, ia juga mengaku bersyukur dan bangga dapat lolos seleksi magang dan berharap program itu bisa mengasah etos kerja sekaligus menjadi pijakan awal karier profesionalnya.
“Saya merasa bangga sekali bisa lolos. Semoga bisa berkontribusi dan menemukan karier yang semakin baik ke depan,” ujar Gani.
Gani berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Kemnaker yang membuka kesempatan bagi para lulusan universitas seperti dirinya dalam mengembangkan potensi dan karier mereka.
"Bersyukur banget, dan saya berterima kasih kepada pemerintah, terutama Kemnaker membuka kesempatan bagi kami, lulusan baru, yang mencari pengalaman kerja. Kesempatan ini mahal," katanya.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyebut persaingan antarcalon peserta cukup tinggi pada sejumlah posisi, terutama di instansi besar, seperti Bank Indonesia (BI), termasuk kementerian dan BUMN.
“Ada beberapa posisi yang dilamar sampai seribu orang, padahal lowongannya tidak sebanyak itu,” kata Yassierli di acara yang sama.
Ia menjelaskan pola pemagangan dilakukan berbasis permintaan industri (on demand), sehingga calon peserta memilih langsung posisi yang sesuai dan bersaing dengan pendaftar lainnya.
Yassierli mengatakan pemerintah berharap kesempatan magang dapat terdistribusi merata di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya terpusat di kota-kota besar.
Hingga Batch 2, Kemnaker mencatat lebih dari 70 ribu lulusan perguruan tinggi telah mengikuti program pemagangan nasional tersebut. Sebanyak sekitar 15 ribu peserta Batch 1 dan sekitar 62 ribu peserta Batch 2.
Pemerintah menyediakan uang saku setara upah minimum kabupaten/kota (UMK) selama enam bulan masa magang. Sebanyak 4.669 perusahaan dan 47 kementerian/lembaga dengan lebih dari 2.500 unit kerja terlibat menjadi mitra pemagangan.
Program Magang Nasional merupakan salah satu kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjembatani kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, sekaligus mendorong penyerapan tenaga kerja muda di Indonesia.
Baca juga: Wamenaker: Magang Nasional bekal sebelum masuk dunia kerja
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengakuan peserta Magang Nasional Batch 2 bersaing ketat untuk lolos