Bantul (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut nilai ekspor produk kerajinan dari empat kabupaten dan satu kota di provinsi ini dalam satu tahun terakhir mengalami peningkatan hingga 12 persen.
"Nilai ekspor dari DIY dari tahun ke tahun sangat meningkat, bahkan di tahun 2024 kemarin meningkat kurang lebih 12 persen," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yuna Pancawati di sela pelepasan ekspor produk home decor, di Kabupaten Bantul, Rabu.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendorong teman teman pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari DIY untuk bisa ekspor produk mereka dan bahkan mampu berdaya saing dengan produk lainnya dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Ini merupakan salah satu program strategis yang dicanangkan oleh Kemendag yang kemudian kami inisiasi dengan penguatan penguatan UMKM yang ada DIY, salah satunya dengan pelatihan pembinaan UMKM bisa ekspor," katanya pula.
Dia mengatakan, terlebih pada tahun 2025, proyeksi ekspor produk kerajinan dari DIY mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, sehingga harapannya baik kuantitas maupun kualitas ekspor nilainya terus bertambah.
"Tahun ini meningkat, jadi dari periode per bulan itu bulan yang sama dengan tahun yang lalu meningkat tujuh persen untuk ekspornya, kalau angkanya sekitar 417 juta US Dollar untuk tahun ini," katanya lagi.
Dia mengatakan pula, dari empat kabupaten dan satu kota di DIY, Bantul menjadi salah satu kabupaten dengan eksportir cukup besar, kemudian Kabupaten Sleman. Produk kerajinan mebel, mendominasi untuk dari Bantul, dan juga produk tekstil.
"Dan alhamdulillah di Palem Craft ini eksportir unggulan kita juga dari DIY, dan hari ini ada pelepasan ekspor untuk dikirim ke Amerika Serikat dan Belgia," katanya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan pertumbuhan industri di Bantul terus mengalami peningkatan. Bahkan, Bantul memperoleh ranking pertama kontributor produk domestik regional bruto (PDRB) pada sektor industri, termasuk industri kreatif.
"Setelah itu baru pertanian, dan sektor pariwisata. Itu menunjukkan bahwa kreativitas Bantul, walau tidak punya bahan baku atau bahan baku impor dari daerah lain, tetap bisa menunjukkan sektor industri kreatif, tetap eksis dan memiliki nilai tambah tertinggi," katanya lagi.