Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengingatkan agar bangsa Indonesia memaknai peringatan Hari Ibu sebagai hari perjuangan, pengabdian, dan tonggak kebangkitan perempuan.
“Hari Ibu lahir dari Kongres Perempoean Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928. Ini adalah tonggak kebangkitan kesadaran perempuan Indonesia sebagai subjek perjuangan, pembangunan, dan peradaban bangsa,” kata Ketua Umum Kowani Nannie Hadi Tjahjanto di Jakarta, Senin.
Ia juga menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia pada 22 Desember merupakan Hari Perempuan Indonesia yang berakar kuat pada sejarah perjuangan bangsa. Perempuan Indonesia, ujar dia melanjutkan, merupakan pendidik generasi, penjaga nilai, penguat keluarga, sekaligus mitra strategis negara.
Dalam momentum Hari Ibu ke-97 ini, Kowani juga menyampaikan duka cita dan solidaritas nasional atas bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kowani menyoroti dampak kemanusiaan yang berat, terutama bagi perempuan, anak-anak, dan lansia.
Kemudian dalam menghadapi bonus demografi dan tantangan bangsa, Kowani menegaskan komitmen perjuangan perempuan Indonesia terhadap isu-isu strategis, antara lain kesehatan perempuan, stunting, dan anemia.
Lalu, ada pula terkait dengan isu pencegahan TBC dan penyakit menular, penghentian kekerasan terhadap perempuan dan anak, pemberantasan perdagangan manusia dan eksploitasi, perlindungan anak terlantar dan penyandang disabilitas, serta perlindungan pekerja migran Indonesia secara bermartabat.
Menjelang 100 Tahun Kowani dan memasuki 1.000 hari menuju abad kedua, organisasi perempuan lintas bidang itu menegaskan bahwa fase tersebut adalah masa kerja nyata, bukan euforia. Seluruh gerakan perempuan diarahkan untuk mendukung Astacita, pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Berikutnya, Kowani juga menyerukan gerakan nasional perempuan Indonesia dalam satu barisan STOP Narkoba, STOP Kekerasan, STOP Perdagangan Manusia, STOP Anak Terlantar, dan STOP TBC demi masa depan bangsa yang berkeadaban.
“Hari Ibu ke-97 adalah momentum pengabdian bersama. Ketika perempuan Indonesia sehat, berdaya, dan bermartabat, bangsa ini akan melangkah pasti ke masa depan,” ujar Nannie.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kowani: Maknai Hari Ibu sebagai hari perjuangan wanita