Bantul produksi beras 200 ribu ton

id beras bantul diy

Bantul produksi beras 200 ribu ton

ilustrasi beras (( antaranews.com))

Bantul (Antara Jogja) - Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Partogi Dame Pakpahan mengatakan produksi beras petani di daerah ini sepanjang 2014 mencapai sekitar 200 ribu ton.

"Target produksi beras Bantul tahun 2014 sekitar 197 ribu ton, itu sudah terpenuhi, karena hingga awal Desember 2014 produksi sudah mencapai sekitar 200 ribu ton," katanya di Bantul, Selasa.

Menurut dia, produksi beras tersebut didukung dengan ketersediaan lahan pertanian se-Bantul seluas sekitar 15 hektare, yang meliputi 13 ribu hektare lahan irigasi teknis, kemudian sisanya sekitar dua ribu hektare merupakan lahan tadah hujan.

Ia mengatakan, dengan produksi beras tersebut, maka Bantul mengalami surplus beras hingga dua kali lipat, karena kebutuhan beras Bantul dengan asumsi jumlah penduduk Bantul sekitar satu jita jiwa kebutuhannya mencapai 86 ribu ton per tahun.

"Kebutuhan beras per kapita per tahun 86 kilogram yang dikalikan jumlah penduduk, kalau jumlah penduduk dibulatkan sekitar satu juta jiwa berarti butuh 86 ribu ton, Bantul malah surplus sekitar 125 persen dari kebutuhan kita," katanya.

Partogi mengatakan, surplus beras tersebut selanjutnya dinikmati petani sebagai nilai tambah karena bisa dijual untuk kesejahteraan mereka serta menutup stok beras petani yang tidak mengalami surplus.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian di antaranya dengan memberikan bantuan alat pertanian berupa traktor, pompa air, hand sprayer` atau alat penyemprot untuk seluruh kelompok tani.

Menurut dia, total bantuan alat-alat pertanian yang diberikan kepada kelompok tani se Bantul sepanjang 2014 meliputi sebanyak 123 traktor, 72 pompa air, 250 hand sprayer, tiga unit transplenter dengan nilai yang diperkirakan sebesar Rp4 miliar.

"Alat-alat pertanian ini sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN), sehingga kami di daerah hanya menerima barang dan menyalurkan ke petani, karena yang menganggarkan dan pengadaan dari pusat," katanya.

(T.KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024