Usia 50 tahun disarankan periksa darah samar

id kanker

Usia 50 tahun disarankan periksa darah samar

Stop kanker (Foto obatherbalalami.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM menyarankan orang berusia di atas 50 tahun untuk melakukan pemeriksaan darah samar agar dapat mendeteksi apakah ada kanker kolorektal atau kanker usus besar.

          "Semakin bertambah usia maka risiko terkena kanker semakin tinggi, sebaiknya pasien di atas 50 tahun melakukan deteksi dini," kata dr Nadia Ayu Mulansari, SpPD-KHOM di Jakarta, Selasa.

         Dia mengatakan manusia yang sudah tua, akan terjadi mutasi sel karena sel-sel di dalam tubuh tidak dapat membelah sempurna. Pembelahan sel yang tidak sempurna tersebut semakin lama akan menjadi sel kanker.

         Dengan melakukan pemeriksaan darah samar, feses dari pasien akan dilihat apakah ada pendarahan yang disebabkan oleh sel kanker.

        "Sel kanker pembuluh darahnya banyak dan dia sangat rapuh sehingga kami dapat mendeteksinya dari bentuk darah," kata dia.

         Selain melakukan pemeriksaan darah samar, dia juga menyarankan untuk melakukan kolonoskopi atau skrining kanker untuk mendeteksi  kanker usus besar.

         Dia mengatakan semakin dini kanker terdeteksi, tingkat kesembuhannya juga semakin besar, biasanya penderita kanker usus besar atau kolorektal datang ke dokter pada saat stadiumnya sudah lanjut.

         Nadia mengatakan pasien biasanya datang dengan keluhan BAB yang berdarah, dan biasanya jika BAB berdarah maka kanker telah memasuki stadium tiga.

         Meski usia tua lebih rentan terhadap penyakit kanker, namun di Indonesia 30 persen penderita kanker kolorektar adalah usia produktif atau di bawah 40 tahun. Bahkan dia pernah menangani pasien yang berusia 15 tahun.

         Kanker kolorektal dapat dipicu dari berbagai hal seperti mutasi gen, infeksi usus dan gaya hidup yang tidak sehat.

         "Faktor gen hanya sekitar 10 persen, sekita 90 persen pemicu kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, obesitas, makan makanan berlemak dan kurang mengkonsumsi serat serta kurang berkativitas fisik," kata dia.

         Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan.

        Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024