Progres pengoperasian minimum Bandara NYIA capai 90 persen

id Minimum NYIA

Progres pengoperasian minimum Bandara NYIA capai 90 persen

Proyek Bandara NYIA di Kabupaten Kulon Progo, DIY, untuk pengoperasian minimum mencapai 90 persen. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA) - PT Angkasa Pura I telah menyelesaikan proyek Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk pengoperasian minimum pada April 2019 sekitar 90 persen atau 38 persen untuk keseluruhan hingga tuntas.

Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I Taochid Purnama Hadi di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Area runway (landasan pacu) sudah menjalani proses pengaspalan untuk lapis terakhirnya dan sudah teraspal sekitar 2.000 meter dari total panjang runway 3.250 meter.

"Progres pembangunan NYIA untuk menghadapi operasi minimum sudah mendekati 90 persen. Sedangkan secara total progress (keseluruhan hingga tuntas) sekitar 38 persen," kata Taochid.

Namun demikian, ia belum dapat memastikan tanggal seremoni pengoperasionalan Bandara NYIA yang direncanakan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Rencananya pekan depan, proyek Bandara NYIA baru akan dilakukan verifikasi kelayakan operasi penerbangan oleh Kementerian Perhubungan. Setekah itu, baru akan diputusakan apakah Bandara NYIA siap untuk pengoperasian minimum. Pada saat itu, NYIA akan beroperasi untuk jenis penerbangan internasional.

"Jadwal operasi minimum masih tetap April hanya untuk tanggalnya belum ada kepastian. Kami juga masih menunggu verifikasi internal dan dari Kementerian Perhubungan," katanya.

Taochid mengatakan pekerjaan tengah dikebut untuk kemudian pemasangan lampu-lampu dan sepekan ke depan diharapkan sudah mulai pembuatan marka landasan (marking). Pada area terminal, menurutnya sudah masuk tahap finishing. Untuk pengoperasian minimum nanti, garbarata (belalai pendekat ke badan pesawat) sudah terpasang tiga unit dan akan dipasang satu lagi.

"Untuk mempercepat proyek ini, kami melibatkan 5.400 pekerja di lapangan," katanya.

Terkait aksi penolakan warga Jangkaran atas rencana penutupan ruas Jalan Pantai Congot di area proyek untuk pembuatan sodetan drainase dari area landasan pacu, Taochid mengatakan hal itu tidak akan menghambat ataupun mempengaruhi proses verifikasi.

Ia mengatakan jalan tetap akan dibuka sementara waktu dan tetap bisa diakses oleh masyarakat namun dibatasi hanya untuk kepentingan warga yang memiliki usaha di pantai tersebut. Seperti nelayan dan petambak.

"Jalan tersebut sekarang ini masih boleh dilewati mobil dan motor tapi hanya untuk para nelayan saja. Sedangkan untuk kepentingan wisata tidak diizinkan lagi mengingat lokasi jalan ada di area terbatas yakni di ujung barat area runway sehingga tidak boleh ada lalu lalang orang. Rencana penutupan jalan secara permanen masih akan dibahas lagi bersama pemerintah daerah," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengharapkan PT Angkasa Pura I tidak menutup akses jalan menuju Pantai Congot sampai ada solusi yang menguntungkan semua pihak.

Seperti diketahui, PT AP I akan menutup akses jalan masuk menuju Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, karena berada di kawasan Izin Penetapan Lokasi (IPL) New Yogyakarta International Airport (NYIA). Hal ini menyulut masyarakat di desa-desa sekitar proyek bandara itu menggelar aksi demo pada Rabu (27/3) pagi. Mereka menuntut, masyarakat tetap diberi akses menuju Pantai Congot.

Ia mengaku meminta PT AP I memberi akses jalan kepada masyarakat di sisi barat. Apakah dikasih bangket untuk jalan. Untuk itu, dirinya akan coba berkomunikasi dengan AP 1 terkait permasalahan ini.

"Kami mendukung tuntutan masyarakat yang meminta akses jalan menuju Pantai Congot," kata Hasto.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024