Gunung Kidul galakan program penurunan "stunting"

id Stunting,Gunung Kidul

Gunung Kidul galakan program penurunan "stunting"

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggalakan program penurunan angka stunting (tubuh pendek) di wilayah ini yang masih tinggi, yakni sekitar 6.200 kasus atau sekitar 18,47 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Kidul, Dewi Irawati di Gunung Kidul, Sabtu, mengatakan angka stunting balita di Gunung Kidul pada 2017 mencapai 20,60 persen, kemudian 2018 menurun menjadi 18,47 persen.

"Dulu upaya yang dilakukan Dinkes Gunung Kidul dalam pencegahan dan penurunan stunting, yakni upaya spesifik dan upaya sensitif," tambah kata Irawati.

Ia menjelaskan langkah Dinkes Gunung Kidul dalam upaya spesifik dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamill yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK), pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri, dan kampanye ASI eksklusif.

Selanjutnya, upaya sensitif yaitu sanitasi total berbasis masyarakat, pendidikan melalui PAUD dan BKB, edukasi kesehatan remaja melalui sekolah, pencegahan pernikahan usia dini, keluarga berencana, pendidikan gizi masyarakat, pemberdayaan masyarakat di tingkat desa dan advokasi di tingkat kecamatan tentang stunting.

"Stunting merupakan indikator yang menunjukan kekurangan gizi kronis pada balita, terutama pada masa 1.000 hari kehidupannya (dihitung dari masa janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun)," jelasnya.

Menurut Irawati, persoalan stunting bukan sebatas tinggi tubuh yang kurang. Stunting berdampak buruk lainnya seperti tergangunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan metabolisme tubuh, dan berdampak pada jangka panjang yaitu penderita stunting dapat mengalami penurunan kognitif sehingga berpengaruh pada prestasi belajar.

Penyebab stunting tidak dari satu faktor saja teapi multifaktoral bisa jadi internal atau faktor dalam diri balita dan faktor eksternal untuk itu dalam penanganannya membutuhkan berbagai langkah.

"Kami akan berkoordinasi dengan OPD yang akan menangani masalah ini. Penanangan stunting harus menjadi perhatian semua pihak," katanya.

Sementara itu, Koordinator UPT Puskesmas Gedangsari II Dyah Mayun Haranti menerangkan kehamilan remaja di bawah 20 tahun adalah satu diantara faktor penyebab stunting. Tercatat, Kecamatan Gedangsari menjadi penyumbang angka stunting tertinggi di Kabupaten Gunung Kidul, dimana pada 2017 mencapai angka 37,41 persen.