Yogyakarta (ANTARA) - Merck, perusahaan sains dan teknologi, mendonasikan peralatan dan material riset senilai Rp1,2 miliar untuk mendukung Lembaga Biologi Molecular Eijkman dalam percepatan penelitian pengembangan vaksin COVID-19 di Indonesia.
Lembaga Eijkman sedang mengembangkan vaksin COVID-19 berdasarkan strain virus yang ada di Indonesia, bekerja sama dengan beberapa lembaga riset lainnya.
"Merck di Indonesia merayakan ulang tahun ke-50 tahun ini, dan kami senang dapat berperan dalam mendukung Indonesia mengalahkan COVID-19," kata President Director PT Merck Chemicals and Life Sciences Christopher Thomas, Kamis.
Ia mengatakan Merck menyediakan produk dan layanan yang sangat penting dan memberikan solusi bagi para ilmuwan untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi virus dan mengembangkan vaksin dan terapi.
"Hal tersebut sangat penting memacu pengembangan vaksin untuk melawan CVID-19. Yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman sangat penting dan kami berkomitmen untuk mendukungnya," kata dia.
Menurut dia, Merck mendonasikan reagents dan consumable untuk membuat Viral Transport Medium yaitu media dalam tabung untuk penyimpanan sampel dari uji swab pasien.
VTM berfungsi menjaga kualitas sampel yang mengandung virus dari tempat pengambilan uji swab (klinik rumah sakit, pusat layanan kesehatan) ke laboratorium.
"Merck juga mendonasikan RiOs Essential Water Purification System yaitu merupakan sistem purifikasi air ideal untuk laboratorium yang membutuhkan produksi konstan air murni tipe 3 kualitas tinggi," katanya.
Ia menjelaskan RiOs Essential mengintegrasikan teknik pemurnian air lengkap termasuk pre-treatment dan membran reverse osmosis (RO) berkinerja tinggi.
"Selain itu, Merck juga mendonasikan Magpix yang terdiri dari Luminex dan MILLIPLEX MAP yaitu sarana pendukung riset imunologi untuk mempelajari dinamika COVID-19 dalam sampel pasien," katanya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijman Prof Amin Soebandrio mengatakan saat ini prioritas utama adalah mempercepat penemuan vaksin COVID-19 untuk melindungi masyarakat dan memutus rantai infeksi COVID-19 di Indonesia. Pencegahan tentunya lebih baik dari pengobatan.
Saat ini, kata dia, proses pembuatan vaksin sudah sampai pada tahap pembuatan sub unit protein sebagai platform yang terpilih. Secara keseluruhan, proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu bertahun-tahun namun Lembaga Eijkman berupaya membuat benih vaksin hanya dalam waktu satu tahun.
"Diperkirakan vaksin COVID-19 buatan Indonesia akan tersedia untuk proses lebih lanjut, termasuk uji klinis di Indonesia pada awal semester 2021," katanya.
Ia mengatakan dukungan mitra internasional dan peralatan serta perlengkapan riset yang mumpuni sangat membantu percepatan proses riset.
"Untuk itu, kami sangat mengapresiasi dukungan Merck Indonesia dalam pengadaan peralatan dan material riset yang mendukung kami dalam mengembangkan vaksin COVID-19 di Indonesia," katanya.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib