Perlu mitigasi bencana di Wlingi, Blitar, dan Malang

id BMKG,Rawan gempa,Sosialisasi mitigasi

Perlu mitigasi bencana di Wlingi, Blitar, dan Malang

Tangkapan layar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam Konferensi Pers Update Situasi dan Penanganan Gempa Karangasem Provinsi Bali yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (22/10/2021). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) -
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, wilayah Wlingi, Blitar, Malang dan sekitarnya merupakan daerah rawan gempa sehingga perlu digalakkan sosialisasi mitigasi gempabumi.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu menyampaikan, sejarah mencatat gempa merusak pernah melanda wilayah itu.

Tercatat pada 15 Agustus 1896 wilayah Wlingi, Blitar, Malang dan sekitarnya mengalami gempa dengan skala intensitas (VI MMI), 20 November 1958 (VIII MMI), dan 19 Februari 1967 (VIII MMI).

"Gempa merusak terakhir di wilayah ini terjadi pada 10 April 2021 (M6,1) dan 21 Mei 2021 (M5,9) yang menimbulkan kerusakan banyak bangunan rumah," katanya.
 
Sebagai upaya mitigasi gempabumi, Daryono menilai, maka sosialisasi mitigasi di daerah Wlingi, Blitar, Malang dan sekitarnya harus digalakkan agar masyarakat dapat memahami sumber gempa dan bahayanya.
 
Ia mengatakan, satu hal yang penting dipahami bahwa gempa bukanlah pelaku utama penyebab jatuhnya korban dan luka-luka saat terjadi gempa.
 
"Justru robohnya bangunan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa meninggal dan luka-luka, untuk itu merealisasikan terbangunnya rumah tahan gempa dan rumah ramah gempa bagi masyarakat harus diwujudkan agar masyarakat kita selamat dari gempa," paparnya.
 
Pada hari ini, Minggu (21/11) BMKG menyampaikan, pukul 04.02 WIB terjadi gempa tektonik terjadi di wilayah Wlingi, Blitar, dan Karangkates yang dipicu aktivitas sesar aktif.
 
Getaran akibat gempa ini dirasakan di Wlingi, Blitar, Karangkates dan sekitarnya dalam skala intensitas II MMI, dimana getaran dirasakan warga dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono mengemukakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo 3.3. dengan episenter terletak pada koordinat 8,21 LS dan 112,33 BT tepatnya di darat pada jarak 15 km arah tenggara Kabupaten Blitar Jawa Timur pada kedalaman 10 km.
 
"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di sekitar Wlingi," paparnya.
 
Disampaikan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
 
Hingga pukul 05.30 WIB pagi ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).