UKM mampu ekspor diberi pendampingan

id Kemenkop,UKM,Ekspor,Hanung Harimba

UKM mampu ekspor diberi pendampingan

Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (26/11). ANTARA/HO-Kemenkop-UKM

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap UKM berorientasi ekspor sehingga memiliki produk yang memenuhi berbagai persyaratan untuk ekspor.

“Selain itu, Kemenkop akan memberikan informasi mengenai potensi ekspor produk UKM,” ujar dia dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) pada tahun 2021, ekspor nasional mengalami peningkatan pada triwulan III 2021 yang mencapai 22,71 persen (quarter to quarter) dengan negara tujuan utama China, Amerika, dan Jepang.

Kenaikan kinerja ekspor ini salah satunya disebabkan oleh peningkatan ekspor non migas sebesar 6,75 persen dengan produk-produk utama seperti lemak dan minyak hewani/nabati, besi dan baja, alas kaki, ampas, sisa industri makanan, serta berbagai produk kimia.

“UMKM merupakan salah satu sektor yang turut serta berkontribusi mendorong peningkatan kinerja ekspor Indonesia,” kata dia.

Hanung menerangkan bahwa kebijakan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 memberikan insentif kepabeanan bagi UKM berorientasi ekspor.

Kemudian memberikan kemudahan impor bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong pelaku usaha UKM memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar sehingga tercipta rantai pasok yang kuat.

Kemenkop juga akan memberikan bantuan bagi UKM yang memiliki permasalahan pembiayaan dengan memberikan kemudahan akses ke perbankan atau institusi-institusi non perbankan.

Salah satunya seperti ekosistem dari FishOn, yaitu sebuah startup yang memberikan implementasi pembinaan UMKM dari hulu ke hilir dengan memberikan pendampingan teknis, pembiayaan, serta kepastian pasar kepada para nelayan.

“Kita coba kembangkan model-model pembiayaan baru yang berbasis pada ekosistem seperti kita coba di sektor perikanan. Tentunya kita masih perlu mengembangkan model-model pembiayaan yang lebih mudah lagi,” ungkap Hanung.

UKM berorientasi ekspor disebut dapat mengajukan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) yang disalukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Eximbank) dengan plafon pinjaman sebesar Rp50 miliar dan memiliki suku bunga ringan.
 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024