Beragam, harga minyak

id harga minyak,minyak berjangka,minyak Brent,minyak WTI,Covid China,pasokan OPEC+

Beragam, harga minyak

Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah setahun mengelola Blok Rokan berhasil mencatatkan tingkat produksi rata-rata sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari) bulan berjalan, jauh lebih baik dibandingkan prediksi sebesar 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif serta lebih tinggi daripada angka produksi saat alih kelola sebesar 158,5 ribu BOPD, dan juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put On Production (POP) dari 15-22 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) dan dari 35-40 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Heavy Oil (HO). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj/pri.

New York (ANTARA) - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIBdi tengah ekspektasi pelonggaran kontrol ketat COVID-19 China, tetapi kekhawatiran bahwa OPEC+ akan mempertahankan produksinya tidak berubah pada pertemuan mendatang membatasi kenaikan.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 16 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap di 83,03 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 96 sen atau 1,2 persen.menjadi ditutup pada 78,20 dolar AS per barel.

Pejabat kesehatan China mengatakan negara itu berencana untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 untuk orang lanjut usia, yang bertujuan mengatasi hambatan utama dalam upaya melonggarkan pembatasan "nol-COVID" yang tidak populer.

"Prospek kembali normal, dalam ekonomi yang merupakan importir minyak terbesar dunia, sudah cukup untuk membuat harga minyak melonjak dalam rebound harga signifikan pertama dalam dua minggu terakhir," kata analis ActivTrades Ricardo Evangelista.

Protes jalanan yang jarang terjadi di kota-kota di seluruh China selama akhir pekan menargetkan kebijakan nol-COVID Presiden Xi Jinping dan merupakan pembangkangan publik terkuat selama karir politiknya, kata analis China.

Pelemahan dolar AS, yang cenderung diperdagangkan terbalik dengan minyak, juga membantu mendongkrak harga minyak mentah. Indeks dolar telah jatuh ke 106,65 dari tertinggi 20 tahun, karena investor memperkirakan Federal Reserve mencapai suku bunga puncak awal tahun depan dengan tekanan inflasi diperkirakan akan mereda.

"(Rebound) yang kuat dilanjutkan oleh melemahnya dolar AS dan kebutuhan untuk mengurangi hilangnya ketersediaan minyak mentah Rusia melalui dimulainya sanksi yang dijadwalkan minggu depan," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

Namun, harga minyak terhambat oleh kekhawatiran bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, tidak akan menyesuaikan rencana produksi mereka pada pertemuan berikutnya pada 4 Desember.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak beragam, harapan COVID China imbangi kekhawatiran pasokan OPEC+
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024