Jakarta (ANTARA) - Calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengangkat Kebijakan Bertetangga yang Baik atau Good Neighbor Policy sebagai arah dan strategi politik luar negeri Indonesia jika nantinya diberi mandat sebagai Presiden RI 2024–2029.
Kebijakan tersebut ditawarkan Prabowo berangkat dari tradisi gerakan non-blok yang selama ini dijalankan oleh Indonesia. Ia mengaku tidak ingin mengubah tradisi tersebut karena telah melekat dengan mayoritas Bangsa Indonesia.
“Tradisi ini, saya pikir, saya berkomitmen untuk melanjutkan. Karena bukan hanya tradisi kita saja, itu adalah keinginan mayoritas masyarakat Indonesia dan yang lebih penting adalah demi kepentingan nasional kita,” ucap Prabowo saat berpidato dalam forum yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Senin.
Prabowo menjelaskan bahwa sejak awal kemerdekaan, Indonesia telah menerapkan kebijakan politik luar negeri yang independen dan berpedoman pada prinsip-prinsip non-keanggotaan pada blok geopolitik mana pun.
Dalam pidatonya, Prabowo pun menjelaskan bahwa Indonesia selama ini berada di tengah-tengah peradaban besar secara letak geografisnya. Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, kata Prabowo, Indonesia selalu bergantung kepada perdagangan.
Mengingat hal tersebut, Prabowo berpandangan, gerakan non-blok yang selama ini dipegang teguh oleh Indonesia perlu dipertahankan. Ia berkomitmen akan mempertahankan kebijakan bertetangga yang baik dengan negara-negara kawasan ASEAN dan dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prabowo angkat "Good Neighbor Policy" sebagai arah politik luar negeri