Petenis Sabalenka tertekan

id Sabalenka,Brisbane International

Petenis Sabalenka tertekan

ARSIP - Ekspresi petenis Belarusia Aryna Sabalenka usai memenangi semifinal US Open 2023 melawan petenis Amerika Serikat Madison Keys di Flushing Meadows, New York, Amerika Serikat, Jumat (8/9/2023). Sabalenka akan menantang Gauff pada final US Open 2023. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar/rwa.

Jakarta (ANTARA) - Aryna Sabalenka mengaku merasakan tekanan setelah melakukan terobosan pada 2023 dengan mengklaim gelar Grand Slam perdananya di Australian Open, tetapi pola pikir baru membantunya untuk menghadapi hal tersebut.

Petenis berusia 25 tahun itu juga menjadi runner-up di US Open dan mencapai semifinal Wimbledon dan Roland Garros dalam perjalanannya menjadi peringkat satu dunia.

Saat ini dia berada di peringkat kedua dunia di belakang Iga Swiatek. Sabalenka menjadi unggulan teratas pada pembukaan musim Brisbane International, yang dimulai Minggu.

Dia mengatakan telah bekerja keras selama pramusim dalam upaya untuk menjadi petenis perempuan yang memenangi Australian Open berturut-turut setelah rekan senegaranya Victoria Azarenka pada 2012 dan 2013.

Namun, dia mengaku merasakan tekanan tambahan sebagai juara bertahan di Melbourne Park.

"Tahun lalu saya melakukan pekerjaan luar biasa, itu tidak mudah untuk dilakukan," kata Sabalenka, dikutip dari AFP, Minggu.

"Musim ini tidak akan mudah. Hanya dengan memikirkan hal seperti ini di benak Anda, benar-benar memiliki gelar untuk dipertahankan, sebenarnya tidak mudah."

"Saya berusaha untuk tidak memberikan tekanan pada diri saya sendiri. Saya hanya berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin -- itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama dengan Grand Slam," ujar petenis Belarusia itu.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sabalenka mengaku tertekan untuk pertahankan gelar Australian Open

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024