Yogyakarta (ANTARA) - Para penerima beasiswa (awardee) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang tergabung dalam angkatan "Jagat Nirmala" menanam 1.000 bibit mangrove di Pantai Samas, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Dalam proyek sosial Persiapan Keberangkatan (PK-225), penanaman mangrove itu dilakukan para penerima beasiswa dengan menggandeng Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Perwakilan Jateng-DIY.
"Karena kami ini penerima beasiswa dan itu pendanaannya berasal dari masyarakat, kami ingin memberikan dampak juga ke masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan," kata Ketua Perwakilan Angkatan PK-225 LPDP M Irfan Nurdiansyah.
Selaras dengan slogan angkatannya yakni "Kita Jaga Alam Masa Depan Dalam Genggaman", menurut Irfan, penanaman mangrove sejalan dengan upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan ke-14 yang menekankan pentingnya menjaga sumber daya laut.
Aksi tersebut digelar di Pantai Samas mengingat pantai yang dikenal dengan ekowisatanya tersebut hingga kini masih menjadi lokasi konservasi penyu.
Dengan semakin banyak tumbuhan mangrove, Irfan berharap mampu menjaga habitat penyu serta memperbesar ekosistem laut di kawasan Pantai Samas.
"Sehingga itu bisa menarik minat wisatawan yang juga bisa menarik dampak ekonomi di kawasan Pantai Samas," ujar penerima beasiswa LPDP Magister Manajemen Bencana UGM itu.
Ketua Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Perwakilan Jateng-DIY Satria Nova menuturkan penanaman mangrove memiliki dampak besar bagi ekosistem di bawah laut seperti kepiting, udang, ikan yang selama ini menjadi sumber mata pencarian para nelayan Samas.
Dengan menjaga ekosistemnya, dia berharap keberlanjutan perekonomian masyarakat di kawasan pantai bisa terus terjaga.
Tumbuhan mangrove, kata Satria, juga mampu meredam gelombang laut di Pantai Samas sehingga diharapkan tidak membahayakan kehidupan masyarakat di daratan.
"Apabila ada tsunami maka bisa gelombang tingginya bisa dikurangi apabila ada mangrove yang menahan," ujar dia.
Tak kalah penting, lanjut Satria, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon dalam jumlah besar sehingga penanaman tumbuhan itu turut berkontrobusi mengatasi krisis iklim yang saat ini tengah terjadi.
"Krisis iklim sedang terjadi dan semakin parah salah satunya karena karbon yang dilepaskan terus menerus ke udara. Mangrove ini tanaman yang bisa menyerap karbon dalam jumlah besar," tutur Satria.
Selain menanam mangrove, penerima beasiswa LPDP angkatan PK-225 juga mewujudkan proyek sosialnya dengan menggelar sosialisasi dan lokakarya bagi masyarakat terkait pembuatan "eco enzym" dengan memanfaatkan sampah rumah tangga di area Embung Langensari, Kota Yogyakarta pada Sabtu (24/2).