IDI berikan tips dan cara pengobatan yang tepat bagi penderita penyakit glaukoma

id penyakit glaukoma,idi

IDI berikan tips dan cara pengobatan yang tepat bagi penderita penyakit glaukoma

Foto ilustrasi. (ANTARA/HO-DragonImages dari iStockphoto)

Yogyakarta (ANTARA) - Berbicara tentang penyakit mata, selain mata minus yang terjadi bagi sebagian masyarakat Indonesia, terdapat penyakit mata lainnya seperti Glaukoma. Glaukoma adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh kerusakan saraf optik, biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular).

Jika tidak diobati, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang merupakan organisasi profesi bagi para dokter di Indonesia didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Banyumas adalah cabang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berfungsi sebagai organisasi profesi bagi dokter di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut dan mendukung pengembangan profesi kedokteran.

IDI Kabupaten Banyumas berkolaborasi dengan IDI Kabupaten Batang untuk meneliti lebih lanjut mengenai penyakit glaukoma yang sering terjadi. Penyakit glaukoma memang tidak dapat diobati secara langsung selain operasi, namun bisa dikurangi dengan berbagai jenis cara terutama obat yang tepat.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja faktor penyebab terjadinya penyakit glaukoma serta apa saja jenis obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya penyakit glaukoma?

Foto ilustrasi. (ANTARA/HO-PonyWang dari iStockphoto)

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Banyumas dengan alamat website idikabbanyumas.org menjelaskan bahwa penyakit glaukoma disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokular dan kesehatan saraf optik.

Berikut adalah faktor-faktor penyebab utama terjadinya penyakit glaukoma:

1. Peningkatan tekanan intraokular
Penumpukan cairan di dalam mata (aqueous humor) yang tidak dapat mengalir dengan baik menyebabkan peningkatan tekanan di dalam bola mata. Ini adalah penyebab utama kerusakan saraf optik yang terkait dengan glaukoma.

2. Faktor usia
Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada individu yang berusia di atas 40 tahun. Penuaan dapat memengaruhi kemampuan mata dalam mengatur tekanan.

3. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini. Faktor genetik berperan dalam predisposisi terhadap glaukoma.

4. Kondisi medis lainnya seperti diabetes dan rabun jauh
Penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan rabun jauh (miopia) dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mata dan aliran cairan.

5. Cedera pada mata
Riwayat cedera pada mata, baik akibat trauma fisik atau operasi sebelumnya, dapat meningkatkan risiko pengembangan glaukoma. Glaukoma adalah penyakit serius yang memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.

Apa saja jenis obat yang bisa dikonsumsi bagi penderita glaukoma?

Penderita glaukoma memerlukan pengobatan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati glaukoma:

1. Obat tetes mata Latanoprost, Travoprost dan Bimatoprost.
Obat tetes mata adalah pengobatan pertama yang biasanya diresepkan oleh dokter. Beberapa jenis obat tetes mata yang sering digunakan meliputi Latanoprost, Travoprost, dan Bimatoprost. Ketiga obat tetes mata ini dapat meningkatkan aliran cairan dari dalam mata, sehingga menurunkan tekanan intraokular.

2. Obat obat seperti Acetazolamide dan Glycerin
Obat Acetazolamide memiliki fungsi untuk mengurangi produksi cairan di dalam mata. Biasanya digunakan untuk terapi jangka pendek atau pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi. Sedangkan obat Glycerin atau Mannitol (Hiperosmotik) memiliki fungsi untuk menarik cairan dari bola mata ke dalam pembuluh darah, biasanya digunakan dalam keadaan darurat.

Selain obat diatas, penderita glaukoma juga dapat melakukan operasi atau terapi laser untuk mengobatinya dengan tepat. Pengobatan glaukoma bertujuan untuk mengontrol tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Dapatkan tips kesehatan lainnya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Batang beralamat idikabbatang.org serta konsultasi kesehatan secara gratis.