China minta Iran-Israel kembali ke jalur diplomasi

id china,iran,israel,nuklir,negosiasi

China minta Iran-Israel kembali ke jalur diplomasi

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (16/6). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyatakan harapannya agar negosiasi program nuklir Iran tetap berlanjut meski situasi keamanan di kawasan kian memanas pasca-serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir dan pangkalan militer Iran.

“China menyerukan penyelesaian damai masalah nuklir Iran melalui cara politik dan diplomatik. Kami siap menjaga komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing, Senin (16/6).

Ia menambahkan China juga bersedia memainkan peran konstruktif untuk meredakan ketegangan dan menciptakan iklim yang mendukung solusi damai.

Pernyataan ini muncul setelah ketegangan Iran–Israel kembali memuncak. Pada Jumat (13/6) dini hari, militer Israel meluncurkan operasi besar bertajuk Rising Lion, menarget tokoh penting Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), ilmuwan nuklir, dan sejumlah fasilitas militer strategis Iran.

Menanggapi hal tersebut, Iran meluncurkan dua gelombang balasan dalam operasi True Promise III, menyasar target militer di Israel pada Jumat malam, lalu fasilitas industri dan ekonomi di Haifa keesokan harinya.

Rentetan serangan ini menyebabkan terhentinya putaran keenam negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang sedianya dimediasi oleh Oman pada Minggu (15/6) di Muskat.

Baca juga: Perang Iran-AS bisa meledak jadi PD III

China pun langsung mengambil langkah diplomatik. Menteri Luar Negeri Wang Yi menghubungi mitranya dari Iran dan Israel pada akhir pekan. Kepada Menlu Iran Abbas Araghchi, Wang Yi mengecam serangan Israel yang disebutnya melanggar hukum internasional dan menargetkan kedaulatan serta fasilitas vital Iran.

Wang juga menegaskan bahwa aksi semacam ini menciptakan preseden berbahaya dan berpotensi membawa bencana besar bagi kawasan.

Araghchi menyampaikan bahwa serangan tersebut telah menewaskan personel militer dan warga sipil, serta berharap masyarakat internasional mendesak Israel menghentikan agresinya.

Kecaman serupa juga disampaikan Wang Yi kepada Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar. Ia menekankan bahwa serangan Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga bisa memperburuk stabilitas kawasan.

Baca juga: Israel tutup kedutaannya di seluruh dunia

Wang Yi menyebut baik Iran maupun Israel sebagai negara penting di Timur Tengah, dan mendesak keduanya untuk menahan diri demi mencegah kekacauan lebih luas.

“Langkah paling mendesak saat ini adalah menghindari eskalasi konflik dan mengembalikan penyelesaian melalui dialog,” tegas Wang.

Dalam komunikasi bilateral tersebut, Wang juga meminta jaminan atas keamanan institusi dan personel China yang berada di wilayah konflik. Baik Araghchi maupun Gideon Sa’ar menyatakan komitmen masing-masing untuk melindungi keselamatan warga dan fasilitas diplomatik China.

Sementara itu, data dari Kementerian Kesehatan Iran menunjukkan dampak serangan Israel sangat fatal. Sebanyak 224 orang dilaporkan tewas dan 1.481 orang terluka di Iran, dengan lebih dari 90 persen korban merupakan warga sipil.

Kondisi ini memperlihatkan betapa gentingnya situasi di kawasan, dan urgensi keterlibatan pihak internasional untuk mendorong jalan damai yang berkelanjutan.

Baca juga: AS bantu Israel tembak jatuh rudal Iran

Baca juga: AS bantu Israel tembak jatuh rudal Iran

Baca juga: Iran sebut serangan ke Israel akan berlanjut selama diperlukan

Baca juga: Iran berikan serangan balasan ke Israel, rudal pangkalan Nevatim



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: China harap negosiasi nuklir Iran berlanjut pasca serangan Israel

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.