Paguyuban: Barantin banyak membantu kelancaran ekspor salak Sleman

id Barantin ,Badan Karantina Indonesia ,Ekspor salak Sleman ,Salak Sleman

Paguyuban: Barantin banyak membantu kelancaran ekspor salak Sleman

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto saat melepas ekspor salak dari CV Mitra Turindo Sleman ke Tiongkok di Bumi Naraya Farm, Girikerto, Turi Sleman, Kamis (9/10/2025). ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Paguyuban petani salak Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta CV Mitra Turindo mengaku selama ini telah banyak dibantu Badan Karantina Indonesia (Barantin) dalam kelancaran ekspor salak ke sejumlah negara di Asia dan Timur Tengah.

"Selama ini kami selalu mendapat pendampingan dari Barantin, seperti dalam pengurusan dokumen-dokumen yang diperlukan sehingga ekspor dapat berjalan lancar," kata Ketua Paguyuban CV Mitra Turindo Suroto di Sleman, Jumat.

Menurut dia, Mitra Turindo yang merupakan korporasi dari kelompok-kelompok petani salak di Kapanewon (Kecamatan) Turi dan Pakem telah melakukan ekspor salak Sleman sejak 2017 dan selalu mendapat dukungan dari Barantin.

"Selama ini tujuan ekspor salak ke Tiongkok, Kamboja, Arab dan beberapa negara di Timur Tengah. Masing-masing negara tujuan tersebut memiliki syarat yang berbeda-beda untuk ekspor, namun kami selalu dibahtu Barantin sehingga ekpor tetap berjalan lancar," katanya.

Baca juga: DP3 Sleman kembangkan salak madu probo sejahterakan petani

Ia mengatakan, saat ini ekspor salak rata-rata per bulan mencapai 15 hingga 16 kali dengan nilai sekitar Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar.

"Sekali ekspor kalau pakai pesawat bisa 5 ton hingga 7 ton, kalau menggunakan kapal laut bisa mencapai 15 ton," katanya.

Sebelumnya Kepala Barantin Sahat M Panggabean melakukan pelepasan ekspor salak dan bimbingan teknis akselerasi ekspor hilirisasi produk olahan susu di Sleman, Yogyakarta pada Kamis (9/10).

Menurut Sahat, Barantin terus berkomitmen kuat dalam mendukung penguatan ekspor nasional. Tidak hanya melalui jaminan kesehatan dan keamanan pangan produk yang diekspor, namun juga dilakukan melalui bimbingan dan pendampingan pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari.

Baca juga: Pemkab Sleman terus meningkatkan produksi salak pondok

"Hingga Oktober 2025, DIY sendiri mencatatkan pendapatan dari Ekspor mencapai 787,5 miliar. Keuntungan ini didominasi dengan ekspor Kulit Kambing, Tokek, Tenggiri, Kerapu, Vanili dan Salak," katanya.

Ia mengatakan Barantin tidak hanya menjaga keamanan hayati komoditas ekspor, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha agar memenuhi standar negara tujuan ekspor sesuai protokol fitosanitari.

"Kegiatan pendampingan dan sertifikasi karantina tersebut merupakan bentuk nyata kontribusi Barantin terhadap visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam upaya melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi serta membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi nasional," katanya.

Sahat mengatakan bahwa Barantin sendiri telah menerapkan layanan digitalisasi melalui sistem "BEST TRUST", yang memudahkan pelaku usaha dalam memperoleh sertifikasi ekspor secara lebih cepat dan efisien, bahkan bisa dilakukan di daerah asal komoditas. Inovasi ini sekaligus mendorong peningkatan ekonomi daerah dan memperluas peluang ekspor bagi pelaku usaha lokal.

"Barantin berkomitmen kuat, menjadikan layanan karantina sebagai bagian integral dari rantai nilai ekspor nasional, menjaga negeri sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," katanya.

Baca juga: Mahasiswa UGM teliti biji salak dan kulit jeruk untuk obat kanker

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.