Jogja (ANTARA Jogja) - Kereta api komuter Prambanan Ekspress (Prameks) dan Madiun Jaya akan dilengkapi dengan sistem keselamatan baru yaitu "Automatic Train Protection" sebagai "pilot project" upaya meningkatkan keamanan perjalanan kereta.

"Sistem ini akan bekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta yang diakibatkan kesalahan manusia, utamanya masinis yang melanggar sinyal," kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Keselamatan Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko di Yogyakarta, Selasa.

Dengan adanya sistem tersebut, maka di tiap kereta dan di beberapa titik di rel kereta api akan dipasang rangkaian peralatan ATP (Automatic Train Protector).

Untuk pelaksanaan "pilot project" tersebut, PT Kereta Api telah menyiapkan dana sekitar Rp20 miliar untuk pengadaan rangkaian peralatan ATP, yaitu tiga set akan dipasang di Prambanan Ekspres, dua set dipasang di Madiun Jaya dan tujuh set dipasang di rel sepanjang Kutoarto-Yogyakarta-Solo atau di Daerah Operasi VI.

"Saat ini, masih dalam proses pelelangan, diharapkan pada Agustus, sistem peralatan keamanan tersebut sudah bisa dipasang," katanya.

Sistem tersebut akan bekerja apabila masinis melakukan pelanggaran sinyal, yaitu kereta akan berhenti dengan sendirinya, begitu pula bila masinis melakukan pelanggaran batas kecepatan kereta.

PT KA berharap, dengan adanya pemasangan sistem ATP tersebut, maka kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh pelanggaran sinyal dan pelanggaran batas kecepatan tidak lagi terjadi.

Berdasarkan data sejak 2005 hingga 2011, tren kecelakaan kereta api yang diakibatkan oleh pelanggaran sinyal, seperti tabrakan antar kereta, atau pelanggaran kecepatan seperti kereta anjlok dan terguling terus menurun.

Pada 2005, angka kecelakaan antar kereta mencapai 10 kasus, dan terus turun menjadi satu kasus pada 2011, sedang kereta terguling atau anjlok pada 2005 tercatat sebanyak 66 kasus dan turun menjadi 25 kasus kereta anjlok dengan dua kasus kereta terguling pada 2011.

Sistem ATP rencananya diterapkan secara bertahap untuk semua kereta dan jalur rel di Pulau Jawa mulai 2013 sehingga diharapkan pada 2015, seluruh perjalanan kereta sudah mampu dilindungi oleh sistem ATP.

"Dan hingga 2017, seluruh jalur kereta di Pulau Sumatra juga sudah menggunakan ATP. Dana yang dibutuhkan sangat besar, sehingga penerapannya pun harus bertahap," katanya.

Sebelum dipasang di Prameks dan Madiun Jaya, PT KA juga pernah mengujicoba sistem itu pada 9 Februari di jalur lintas Sidoarjo sekitar Stasiun Tulangan dengan lima skenario.

"Hasilnya cukup baik sehingga kami pun pun memilih sistem ini untuk diterapkan di Indonesia," katanya.

Beberapa skenario yang diujicobakan tersebut di antaranya adalah saat kereta melanggar lampu sinyal dan masinis sama sekali tidak menurunkan kecepatan kereta, maka kereta akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu empat detik.

Sementara itu, saat kereta melanggar sinyal dan masinis memberikan tanda namun tidak menurunkan kecepatan, maka kereta akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu 34 detik.

Kepala Humas PT KA Daerah Operasional VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, tujuan pemasangan sistem tersebut adalah untuk meningkatkan keamanan kereta terlebih okupansi penumpang kedua kereta cukup tinggi.

"Ada beberapa sistem keamanan yang telah diterapkan. Tetapi dengan adanya sistem itu tentunya akan semakin mendukung keamanan kereta. Kereta adalah moda transportasi darat yang paling aman," katanya. 

Pewarta :
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024