Jogja (ANTARA Jogja) - Unit Usaha Bagi Hasil Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara berhasil mengembangkan tanaman jati unggul yang bisa dipanen pada umur lima tahun dengan diameter rata-rata 20 sentimeter, dan sudah laku di pasaran.

"Beberapa tahun terakhir telah berhasil dikembangkan pembibitan dengan stek pucuk dan induksi perakaran, sehingga menghasilkan bibit jati unggul yang mempunyai akar tunggang majemuk," kata Supervisor Unit Usaha Bagi Hasil Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Perwakilan Yogyakarta Bambang Miarsa di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, dengan memanfaatkan teknologi budi daya dan teknologi industri tersebut, umur panen jati yang semula minimal 20 tahun, bisa dipercepat menjadi lima tahun.

Sehubungan dengan hal itu, kata dia, Unit UBH-KPWN sejak 2007 merintis pengembangan Usahatani Jati Unggul Pola Bagi Hasil (UJU-PBH) dengan menggunakan bibit jati unggul, dilakukan pemupukan, dan perawatan secara intensif.

"UJU-PBH merupakan salah satu perluasan usaha yang dilaksanakan Unit UBH-KPWN. Usaha itu khusus di bidang budi daya tanaman jati dengan menggunakan bibit unggul, dipupuk secara teratur, dan dirawat secara intensif yang jangka waktu pemanenannya dilakukan setelah mencapai umur lima tahun," katanya.

Ia mengatakan UJU-PBH itu melibatkan lima pihak, yakni investor atau penyandang dana, UBH-KPWN sebagai pengelola dan fasilitator, pemilik lahan, petani penggarap, dan pamong desa.

"Usaha itu dilaksanakan dengan memegang sembilan prinsip dasar yang harus dipatuhi secara bersama, yakni kejujuran, visioner, kerja sama, tanggung jawab, profesional, peduli, disiplin, ikhlas, dan adil," katanya.

Menurut dia, pembagian hasil akan diberikan setelah pemanenan dan penjualan dengan persentase perolehan sebesar 40 persen untuk investor, 15 persen untuk UBH-KPWN, 10 persen pemilik lahan, 25 persen petani penggarap, dan 10 persen untuk desa.

"Pembagian hasil berdasarkan harga pada saat pemanenan dilakukan, dan UBH-KPWN bertanggung jawab memasarkan hasil panen tersebut," kata Bambang.

Ia mengatakan hingga saat ini tanaman jati unggul yang sudah ditanam jumlahnya mencapai sekitar satu juta pohon yang tersebar di Provinsi Jawa Barat (Jabar), Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur (Jatim).

"Jumlah tanaman itu akan terus bertambah setiap tahunnya dengan kapasitas kemampuan melaksanakan penanaman sekitar 300.000 pohon per tahun," katanya.

Menurut dia, sebagai hasil dari UJU-PBH, maka Unit UBH-KPWN akan melaksanakan pemanenan perdana sebanyak 59.000 pohon dari hasil penanaman pertama pada 2007 di Sumursongo, Magetan, Jatim, dan Cogreg, Bogor, Jabar, pada 16 April 2012.

"Menteri Kehutanan akan menghadiri dan menyaksikan panen perdana pohon jati unggul sebagai hasil dari UJU-PBH di Sumursongo, Magetan," kata Bambang. (B015)


Pewarta :
Editor : Masduki Attamami
Copyright © ANTARA 2025