Jakarta (ANTARA) - Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Bandung mengadakan konferensi mengenai infrastruktur terkait pembangunan Jembatan Selat Sunda.

"Pembangunan kawasan strategis dan infrastruktur pada kenyataannya memerlukan tinjauan-tinjauan demi membentuk perencanaan yang matang dan terintegrasi supaya tidak menimbulkan konflik kepentingan," demikian disampaikan panitia konferensi dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Konferensi berjudul "Dampak Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menyongsong Pembangunan Jembatan Selat Sunda" itu akan diselenggarakan di Wisma Makara, Kampus UI Depok pada Rabu, 9 Mei 2012.

"Rencananya, tinjauan yang akan dibahas adalah tinjauan sosial, budaya, ekonomi, transportasi, infrasktruktur, hukum dan lingkungan karena kami menilai perlu dilakukan identifikasi potensi negatif yang mungkin dialami masyarakat dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda tersebut," demikian tertulis.

Gagasan pembangunan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda KSISS) dengan simbol Jembatan Selat Sunda (JSS) sendiri telah digulirkan pemerintah melalui Kepres 36/2009 dan Perpres 86/2011.

Jembatan itu diharapkan dapat menyatukan aspek sosial, budaya, ekonomi dan fisik Pulau Sumatera dan Pulau Jawa sehingga memberi dampak khususnya provinsi Lampung dan Banten.

Di samping itu, pembangunan JSS dapat mendukung program pemerintah melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui penguatan konektivitas koridor I (Sumatera) dan II (Jawa).

Perubahan sosial dan ekonomi pada komunitas yang telah ada dan pendatang baru harus diantisipasi oleh berbagai lembaga seperti pemerintah daerah dan kabupaten secara transparan didukung dengan DPRD yang responsif terhadap warga di daerah pemilihannya.

Aspek hukum dan budaya juga tidak kalah penting dalam kajian karena konektivitas memungkinkan pencampuran budaya yang lebih cepat sehingga aturan baru harus disesuaikan dengan hukum adat yang selama ini berlaku.(D017)


Pewarta :
Editor : Agus Priyanto
Copyright © ANTARA 2025