Beijing (ANTARA Jogja) - Ketua Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Pembayun gencar melakukan "kampanye" untuk konservasi orangutan, antara lain dengan menggandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat di China.
"Kami melakukan penjajakan kerja sama dengan sejumlah LSM, salah satunya di Hongkong untuk mendukung konservasi orangutan," katanya, dalam perbincangan dengan ANTARA di Beijing, Selasa.
Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X itu berada di China dalam rangka Promosi Perdagangan, Pariwisata dan Investasi (Trade, Tourism, and Invesment/TTI) yang KBRI Beijing merangkap Mongolia, Konjen RI di Guangzhou, dan Konjen RI di Hongkong, yang diselenggarakan di Beijing dan Hangzhou.
Sebelumnya, GKR Pembayun juga melakukan hal serupa di Eropa, antara lain Luxemburg. "Kami, tengah berencana membangun pusat konservasi orangutan di Yogyakarta, yakni 'Orang Utan Dome' dengan luas 1,2 hektare," ungkapnya.
Ia menuturkan, pusat konservasi itu akan menampung orang utan yang sudah 'jompo', yang cacat yang tidak mungkin dikembalikan ke habitatnya di alam.
"Dengan adanya pusat konservasi orangutan tersebut, kita dapat mengetahui dengan pasti pola hidup, perilaku dari orangutan tersebut," katanya.
"Orang Utan Dome, juga merupakan bagian dari program penyelamatan dan pelestarian hutan di Kalimantan. Sehingga selain memerlukan dukungan LSM dalam negeri, juga diperlukan dukungan dari LSM mancanegara," ujar GKR Pembayun.
Sementara itu yayasan yang dipimpinnya juga telah memiliki program edukasi bagi generasi muda tentang lingkungan khususnya untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian hutan Kalimantan dan komunitasnya.
Sebelumnya Perhimpunan Pemerhati Primata Indonesia mengungkapkan orangutan di Indonesia akan mengalami kepunahan dalam 10 tahun kedepan, dengan makin menyusut dan rusaknya habitat mereka di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sumatera.
Organisasi itu mencatat populasi orangutan Indonesia kini tercatat 54 ribu ekor, dan penyelamatan populasi orangutan di Indonesia menjadi semakin berat mengingat hampir 70 persen orangutan berada di luar wilayah konservasi.
(T.R018)
"Kami melakukan penjajakan kerja sama dengan sejumlah LSM, salah satunya di Hongkong untuk mendukung konservasi orangutan," katanya, dalam perbincangan dengan ANTARA di Beijing, Selasa.
Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X itu berada di China dalam rangka Promosi Perdagangan, Pariwisata dan Investasi (Trade, Tourism, and Invesment/TTI) yang KBRI Beijing merangkap Mongolia, Konjen RI di Guangzhou, dan Konjen RI di Hongkong, yang diselenggarakan di Beijing dan Hangzhou.
Sebelumnya, GKR Pembayun juga melakukan hal serupa di Eropa, antara lain Luxemburg. "Kami, tengah berencana membangun pusat konservasi orangutan di Yogyakarta, yakni 'Orang Utan Dome' dengan luas 1,2 hektare," ungkapnya.
Ia menuturkan, pusat konservasi itu akan menampung orang utan yang sudah 'jompo', yang cacat yang tidak mungkin dikembalikan ke habitatnya di alam.
"Dengan adanya pusat konservasi orangutan tersebut, kita dapat mengetahui dengan pasti pola hidup, perilaku dari orangutan tersebut," katanya.
"Orang Utan Dome, juga merupakan bagian dari program penyelamatan dan pelestarian hutan di Kalimantan. Sehingga selain memerlukan dukungan LSM dalam negeri, juga diperlukan dukungan dari LSM mancanegara," ujar GKR Pembayun.
Sementara itu yayasan yang dipimpinnya juga telah memiliki program edukasi bagi generasi muda tentang lingkungan khususnya untuk melakukan penyelamatan dan pelestarian hutan Kalimantan dan komunitasnya.
Sebelumnya Perhimpunan Pemerhati Primata Indonesia mengungkapkan orangutan di Indonesia akan mengalami kepunahan dalam 10 tahun kedepan, dengan makin menyusut dan rusaknya habitat mereka di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sumatera.
Organisasi itu mencatat populasi orangutan Indonesia kini tercatat 54 ribu ekor, dan penyelamatan populasi orangutan di Indonesia menjadi semakin berat mengingat hampir 70 persen orangutan berada di luar wilayah konservasi.
(T.R018)