Gunung Kidul (ANTARA Jogja) - Ketersediaan air bersih di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kurang memadai, menghambat pertumbuhan investasi di wilayah setempat.
"Prinsip dasar investasi meliputi empat hal infrastruktur, di antaranya ketersediaan jaringan telephone, listrik, dan air yang memadai," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunung Kidul Syarief Armunanto, Jumat.
Menurut dia, ketersediaan air di kabupaten ini belum memadai, dan kondisi tersebut yang menyebabkan minimnya investasi di Gunung Kidul.
"Sumber mata air di Gunung Kidul berada di bawah tanah, dan untuk memanfaatkannya membutuhkan anggaran besar," kata dia.
Syarief mengatakan pemerintah kabupaten bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak melakukan kajian untuk menemukan sumber mata air di bawah tanah.
Sebab, kata dia, berdasarkan peta 1970-an, seluruh wilayah di Gunung Kidul memiliki puluhan titik sumber mata air di bawah tanah dengan debit di atas 2.500 liter per detik.
"Dengan terjadinya gempa bumi pada 2006, kami tidak dapat memastikan apakah sumber mata airnya sama seperti yang ada di peta atau sudah mengalami pergeseran, seperti yang terjadi di kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman," katanya.
Untuk mencukupi kebutuhan air, menurut dia pemkab telah mengembangkan pengelolaan sumber mata air seperti Sri Getuk, Seropan, dan Bribin.
Menurut dia, saat ini sumber mata air tersebut masih sebatas untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat wilayah sekitar. "Padahal, jika dikelola dengan maksimal, potensi sumber mata air ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan sumber-sumber mata air belum mampu meyakinkan investor agar menanamkan modalnya di Gunung Kidul.
"Kendala utama untuk mengembangkan sumber mata air yakni belum adanya investor. Kami berharap ada investor yang berkenan berinvestasi di kabupaten ini, untuk memanfaatkan sumber mata air bawah tanah," katanya.
Menurut dia, jika masalah kebutuhan air dapat diselesaikan, peluang-peluang investasi di Gunung Kidul sangat besar seperti pengembangan pariwisata, mulai dari perhotelan, rumah makan atau tempat hiburan, pertanian dan perkebunan, pertambangan batu karst serta industri kerajinan.
"Pemkab Gunung Kidul membuka peluang seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya. Kami akan memberikan kemudahan perizinan," katanya.
(U.KR-STR)
"Prinsip dasar investasi meliputi empat hal infrastruktur, di antaranya ketersediaan jaringan telephone, listrik, dan air yang memadai," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunung Kidul Syarief Armunanto, Jumat.
Menurut dia, ketersediaan air di kabupaten ini belum memadai, dan kondisi tersebut yang menyebabkan minimnya investasi di Gunung Kidul.
"Sumber mata air di Gunung Kidul berada di bawah tanah, dan untuk memanfaatkannya membutuhkan anggaran besar," kata dia.
Syarief mengatakan pemerintah kabupaten bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak melakukan kajian untuk menemukan sumber mata air di bawah tanah.
Sebab, kata dia, berdasarkan peta 1970-an, seluruh wilayah di Gunung Kidul memiliki puluhan titik sumber mata air di bawah tanah dengan debit di atas 2.500 liter per detik.
"Dengan terjadinya gempa bumi pada 2006, kami tidak dapat memastikan apakah sumber mata airnya sama seperti yang ada di peta atau sudah mengalami pergeseran, seperti yang terjadi di kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman," katanya.
Untuk mencukupi kebutuhan air, menurut dia pemkab telah mengembangkan pengelolaan sumber mata air seperti Sri Getuk, Seropan, dan Bribin.
Menurut dia, saat ini sumber mata air tersebut masih sebatas untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat wilayah sekitar. "Padahal, jika dikelola dengan maksimal, potensi sumber mata air ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan sumber-sumber mata air belum mampu meyakinkan investor agar menanamkan modalnya di Gunung Kidul.
"Kendala utama untuk mengembangkan sumber mata air yakni belum adanya investor. Kami berharap ada investor yang berkenan berinvestasi di kabupaten ini, untuk memanfaatkan sumber mata air bawah tanah," katanya.
Menurut dia, jika masalah kebutuhan air dapat diselesaikan, peluang-peluang investasi di Gunung Kidul sangat besar seperti pengembangan pariwisata, mulai dari perhotelan, rumah makan atau tempat hiburan, pertanian dan perkebunan, pertambangan batu karst serta industri kerajinan.
"Pemkab Gunung Kidul membuka peluang seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya. Kami akan memberikan kemudahan perizinan," katanya.
(U.KR-STR)