Kulon Progo (Antara Jogja) - Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan penyelamatan ratusan hektare tanaman padi yang terserang hama keong emas.
Penyuluh Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3) Kecamatan Wates Romsiyah di Kulon Progo, Jumat, mengatakan serangan hama keong emas pada masa tanam kedua ini sangat parah dibandingkan tahun lalu karena curah hujan yang tinggi.
"Serangan keong ini terjadi karena kondisi genangan air yang cukup tinggi di lahan sawah saat tanaman padi masih berusia muda," kata Romsiyah.
Dia mengatakan serangan keong pada masa tanam kedua ini dikarenakan faktor curah hujan yang tinggi. Keberadaan air menyebabkan keong cepat berkembangbiak. Hama lain yang juga menyerang pada MT II kali ini adalah wereng cokelat.
"Sempat menimbulkan kerusakan tanaman waktu persemaian menjadi kuning-kuning. Sekarang banyak juga yang baru menetas tapi belum tampak menimbulkan kerusakan padi yang telah ditanam di lahan," kata dia.
Ia mengatakan lokasi serangan hama yang parah terjadi di enam desa Kecamatan Wates yakni Nestiharjo, Triharjo, Karangwuni, Bendungan, Kulwaru, dan Sogan. Sedangkan, area persawahan sebelah utara seperti wilayah Kelurahan Wates dan Desa Giripeni serangan hama keong, tapi tidak separah enam desa lainnya.
"Secara keseluruhan lahan sawah di wilayah Kecamatan Wates seluas 750 hektare. Serangan keong yang berakibat kerusakan fatal pada tanaman padi secara akumulasi mencapai lima hektare," kata Romsiyah.
Dia mengatakan pembasmian hama keong hanya bisa dilakukan secara manual yakni mengambil satu persatu hama tersebut.
"Petani bisa memberikan umpan daun pepaya dan daun talas agar keong berkumpul dan mudah diambil," kata dia.
Salah satu petani di bulak Trimulyo Sogan, Sumaryo mengatakan tanaman padi miliknya yang baru sehari ditanam nyaris ludes diserang keong. Dalam waktu semalam serangan di lahannya seluas sekitar 800 meter persegi mencapai sekitar 50 persen tanaman.
"Hama keong ini sangat serius, kalau dibiarkan tanaman habis dan gagal panen," kata Sumaryo.
Ia mengatakan untuk mengendalikan keong, dirinya dan petani lainnya membasmi dengan cara manual. Satu petak sawah, dirinya mendapat sedikitnya lima hingga 10 kilogram (kg) keong.
"Serangan keong terutama terjadi pada sawah yang banyak tergenang air yakni mencapai sekitar 40 persen. Serangan keong memang selalu terjadi setiap MT II, namun kali ini serangan lebih parah dari tahun lalu," kata Sumaryo.
(KR-STR)
Penyuluh Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3) Kecamatan Wates Romsiyah di Kulon Progo, Jumat, mengatakan serangan hama keong emas pada masa tanam kedua ini sangat parah dibandingkan tahun lalu karena curah hujan yang tinggi.
"Serangan keong ini terjadi karena kondisi genangan air yang cukup tinggi di lahan sawah saat tanaman padi masih berusia muda," kata Romsiyah.
Dia mengatakan serangan keong pada masa tanam kedua ini dikarenakan faktor curah hujan yang tinggi. Keberadaan air menyebabkan keong cepat berkembangbiak. Hama lain yang juga menyerang pada MT II kali ini adalah wereng cokelat.
"Sempat menimbulkan kerusakan tanaman waktu persemaian menjadi kuning-kuning. Sekarang banyak juga yang baru menetas tapi belum tampak menimbulkan kerusakan padi yang telah ditanam di lahan," kata dia.
Ia mengatakan lokasi serangan hama yang parah terjadi di enam desa Kecamatan Wates yakni Nestiharjo, Triharjo, Karangwuni, Bendungan, Kulwaru, dan Sogan. Sedangkan, area persawahan sebelah utara seperti wilayah Kelurahan Wates dan Desa Giripeni serangan hama keong, tapi tidak separah enam desa lainnya.
"Secara keseluruhan lahan sawah di wilayah Kecamatan Wates seluas 750 hektare. Serangan keong yang berakibat kerusakan fatal pada tanaman padi secara akumulasi mencapai lima hektare," kata Romsiyah.
Dia mengatakan pembasmian hama keong hanya bisa dilakukan secara manual yakni mengambil satu persatu hama tersebut.
"Petani bisa memberikan umpan daun pepaya dan daun talas agar keong berkumpul dan mudah diambil," kata dia.
Salah satu petani di bulak Trimulyo Sogan, Sumaryo mengatakan tanaman padi miliknya yang baru sehari ditanam nyaris ludes diserang keong. Dalam waktu semalam serangan di lahannya seluas sekitar 800 meter persegi mencapai sekitar 50 persen tanaman.
"Hama keong ini sangat serius, kalau dibiarkan tanaman habis dan gagal panen," kata Sumaryo.
Ia mengatakan untuk mengendalikan keong, dirinya dan petani lainnya membasmi dengan cara manual. Satu petak sawah, dirinya mendapat sedikitnya lima hingga 10 kilogram (kg) keong.
"Serangan keong terutama terjadi pada sawah yang banyak tergenang air yakni mencapai sekitar 40 persen. Serangan keong memang selalu terjadi setiap MT II, namun kali ini serangan lebih parah dari tahun lalu," kata Sumaryo.
(KR-STR)