Yogyakarta (Antara Jogja) - Kementerian Koperasi dan UKM menghadirkan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah di daerah setempat.
"Kami berharap pelaku UKM di DIY juga bisa lebih kuat dan memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 mendatang," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pembangunan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, Braman Setyo seusai peresmian PLUT KUMKM di Yogyakarta, Rabu.
Dia mengatakan, melalui PLUT KUMKM tersebut pelaku UMKM dapat bersinergi dengan pemerintah dalam rangka mencari solusi pengembangan usahanya.
"Karena tidak mungkinkan kami (Kementerian Koperasi dan UKM), pemerintah daerah, maupun pemerintah kabupaten akan langsung ke pelaku usaha satu persatu. Dengan bergabung menjadi kelompok koperasi itulah maka kami baru bisa melakukan berbagai intervensi," kata dia.
Untuk mewujudkan pengembangan produk lokal unggulan, PLUT KUMKM akan memberikan beberapa pelayanan, meliputi pelayanan konsultasi bisnis, pendidikan, pengembangan SDM pelaku UMKM, pendampingan bisnis, pembiayaan hingga pemasaran.
"Masalah yang paling menonjol bagi pelaku usaha saat ini kan mengenai akses pembiayaan, karena meskipun mereka "visible" dalam pengembangan usahanya, namun terkadang tidak "bankable" untuk mengajukan pinjaman. Sehingga dengan PLUT ini akses pembiayaan akan lebih mudah," kata dia.
Mengenai persoalan pembiayaan usaha tersebut, Komenterian Koperasi dan UKM akan meminta Bank Indonesia untuk turut mendorong perbankan di daerah untuk mempermudah akses tersebut.
Hingga 2014, Kemenkop dan UKM telah meluncurkan PLUT KUMKM di 22 titik termasuk di DIY. Pembangunan PLUT tersebut ditargetkan dapat dilakukan di seluruh provinsi pada 2019.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY, Riyadi Ida Bagus mengatakan PLUT KUMKM sangat diperlukan mengingat terus meningkatnya pelaku sektor UKM di DIY. Hingga saat ini tercatat 80.600 pelaku usaha di sektor tersebut.
"Itu merupakan potensi yang harus diberikan pendampingan," kata dia.
Sementara itu, selain untuk membangun kesiapan menghadapi MEA 2015, pendampingan melalui PLUT tersebut diperlukan agar pelaku usaha juga dapat lebih memerhatikan peluang wisata yang ada di DIY.
"Karena DIY ini juga daerah tujuan wisata, kami harap jangan sampai wisatawan ini juga kecewa datang ke sini. Oleh karena itu iklim kondusif perlu kita jaga bersama," kata dia.
(KR-LQH)
"Kami berharap pelaku UKM di DIY juga bisa lebih kuat dan memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 mendatang," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pembangunan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, Braman Setyo seusai peresmian PLUT KUMKM di Yogyakarta, Rabu.
Dia mengatakan, melalui PLUT KUMKM tersebut pelaku UMKM dapat bersinergi dengan pemerintah dalam rangka mencari solusi pengembangan usahanya.
"Karena tidak mungkinkan kami (Kementerian Koperasi dan UKM), pemerintah daerah, maupun pemerintah kabupaten akan langsung ke pelaku usaha satu persatu. Dengan bergabung menjadi kelompok koperasi itulah maka kami baru bisa melakukan berbagai intervensi," kata dia.
Untuk mewujudkan pengembangan produk lokal unggulan, PLUT KUMKM akan memberikan beberapa pelayanan, meliputi pelayanan konsultasi bisnis, pendidikan, pengembangan SDM pelaku UMKM, pendampingan bisnis, pembiayaan hingga pemasaran.
"Masalah yang paling menonjol bagi pelaku usaha saat ini kan mengenai akses pembiayaan, karena meskipun mereka "visible" dalam pengembangan usahanya, namun terkadang tidak "bankable" untuk mengajukan pinjaman. Sehingga dengan PLUT ini akses pembiayaan akan lebih mudah," kata dia.
Mengenai persoalan pembiayaan usaha tersebut, Komenterian Koperasi dan UKM akan meminta Bank Indonesia untuk turut mendorong perbankan di daerah untuk mempermudah akses tersebut.
Hingga 2014, Kemenkop dan UKM telah meluncurkan PLUT KUMKM di 22 titik termasuk di DIY. Pembangunan PLUT tersebut ditargetkan dapat dilakukan di seluruh provinsi pada 2019.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY, Riyadi Ida Bagus mengatakan PLUT KUMKM sangat diperlukan mengingat terus meningkatnya pelaku sektor UKM di DIY. Hingga saat ini tercatat 80.600 pelaku usaha di sektor tersebut.
"Itu merupakan potensi yang harus diberikan pendampingan," kata dia.
Sementara itu, selain untuk membangun kesiapan menghadapi MEA 2015, pendampingan melalui PLUT tersebut diperlukan agar pelaku usaha juga dapat lebih memerhatikan peluang wisata yang ada di DIY.
"Karena DIY ini juga daerah tujuan wisata, kami harap jangan sampai wisatawan ini juga kecewa datang ke sini. Oleh karena itu iklim kondusif perlu kita jaga bersama," kata dia.
(KR-LQH)