Jakarta (Antara Jogja) - Pemilik Medco Group Arifin Panigoro mengatakan Indonesia tidak kaya minyak lagi, karena cadangan minyaknya hanya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia.
"Persepsi masyarakat selama ini masih merasa Indonesia kaya dengan minyaknya, tapi kenyataannya kita hanya memiliki cadangan 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia, diperkirakan hanya cukup untuk 11 tahun saja," katanya dalam orasi ilmiah di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu.
Data BP Stastiscal Review 2013 mencatat cadangan minyak Indonesia tahun 2012 hanya 3,7 juta barrel per tahun setara dengan 0,2 persen total cadangan minyak dunia dengan tingkat produksi minyak saat ini 321 juta barrel per tahun.
"Pemerintah harus menemukan cadangan minyak baru," katanya.
Arifin mengatakan ada beberapa hal untuk mengatasi krisis energi yang terjadi saat ini yaitu dengan mengubah krisis menjadi sebuah peluang.
"Ada peluang emas untuk mengatasi krisis dengan memanfaatkan dan mengubah 77 juta hektare lahan kritis menjadi hutan dan perkebunan menjadi minyak nabati," katanya.
Selain itu, ia berharap pemerintah yang akan datang dapat segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang meregulasi penetapan krisis energi nasional.
"Penerbitan Perppu sebagai langkah awal dan pengembangan berbagai energi terbarukan dan untuk mengatasi kendala regulasi yang tumpang tindih, perpajakan hingga pelibatan petani kecil dalam proyek pengembangan kebun energi untuk penanaman bahan baku biofuel," katanya.
(SDP-79)
"Persepsi masyarakat selama ini masih merasa Indonesia kaya dengan minyaknya, tapi kenyataannya kita hanya memiliki cadangan 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia, diperkirakan hanya cukup untuk 11 tahun saja," katanya dalam orasi ilmiah di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu.
Data BP Stastiscal Review 2013 mencatat cadangan minyak Indonesia tahun 2012 hanya 3,7 juta barrel per tahun setara dengan 0,2 persen total cadangan minyak dunia dengan tingkat produksi minyak saat ini 321 juta barrel per tahun.
"Pemerintah harus menemukan cadangan minyak baru," katanya.
Arifin mengatakan ada beberapa hal untuk mengatasi krisis energi yang terjadi saat ini yaitu dengan mengubah krisis menjadi sebuah peluang.
"Ada peluang emas untuk mengatasi krisis dengan memanfaatkan dan mengubah 77 juta hektare lahan kritis menjadi hutan dan perkebunan menjadi minyak nabati," katanya.
Selain itu, ia berharap pemerintah yang akan datang dapat segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang meregulasi penetapan krisis energi nasional.
"Penerbitan Perppu sebagai langkah awal dan pengembangan berbagai energi terbarukan dan untuk mengatasi kendala regulasi yang tumpang tindih, perpajakan hingga pelibatan petani kecil dalam proyek pengembangan kebun energi untuk penanaman bahan baku biofuel," katanya.
(SDP-79)