Yogyakarta, (Antara Jogja) - Lembaga Koordinasi Wilayah Regional Kelautan atau "Maritime Security Desktop Exercise" yang berisi 19 negara menggelar pertemuan ke enam di Yogyakarta pada 30 Maret hingga 1 April 2015.
Pertemuan "Maritime Security Desktop Exercise" atau kerja sama Badan Keamanan Laut Republik Indonesia dengan "Australian Custom and Border Protection Service" yang ke enam di Yogyakarta ini dibuka Kepala Badan Kemanan Laut Indonesia Laksamana Madya DA Mamahit mewakili Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Senin.
"Pertemuan ini selain untuk meningkatkan kerja sama penanganan kejahatan kemaritiman, juga untuk membahas isu-isu yang berkembang terkait masalah kelautan," kata Kepala Badan Kemanan Laut Indonesia Laksamana Madya DA Mamahit.
Menurut dia, Indonesia bersama negara-negara ASEAN sepakat memberlakukan Piagam ASEAN dengan tujuan menjaga dan meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan.
"`Maritime Security Desktop Exercise` (MSDE) merupakan wadah yang tepat mewujudkan solidaritas dalam kerja sama menjaga stabilitas keamanan laut mulai dari Laut Cina Selatan hingga Samudera Hindia," katanya.
Ia mengatakan, selain agenda tersebut, pertemuan di Yogyakarta ini juga akan membahas isu-isu terkini terkait kelautan di Asia Pasifik termasuk imigran gelap dan perbudakan anak buah kapal (ABK).
"Meskipun hubungan politik antara Indonesia dengan Australia sempat naik turun dalam beberapa waktu terakhir ini, namun hal tersebut tidak berpengaruh dengan pertemuan ini," katanya.
Kegiatan ini diikuti 25 instansi terkait di Indonesia dan 15 negara, yakni Australia, Srilanka, Tiongkok, Hongkong, Jepang, Maladewa, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Filipina, Papuanugini, Timor Leste, Bangladesh, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Singapura dan India.***1***
(V001)
Pertemuan "Maritime Security Desktop Exercise" atau kerja sama Badan Keamanan Laut Republik Indonesia dengan "Australian Custom and Border Protection Service" yang ke enam di Yogyakarta ini dibuka Kepala Badan Kemanan Laut Indonesia Laksamana Madya DA Mamahit mewakili Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Senin.
"Pertemuan ini selain untuk meningkatkan kerja sama penanganan kejahatan kemaritiman, juga untuk membahas isu-isu yang berkembang terkait masalah kelautan," kata Kepala Badan Kemanan Laut Indonesia Laksamana Madya DA Mamahit.
Menurut dia, Indonesia bersama negara-negara ASEAN sepakat memberlakukan Piagam ASEAN dengan tujuan menjaga dan meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan.
"`Maritime Security Desktop Exercise` (MSDE) merupakan wadah yang tepat mewujudkan solidaritas dalam kerja sama menjaga stabilitas keamanan laut mulai dari Laut Cina Selatan hingga Samudera Hindia," katanya.
Ia mengatakan, selain agenda tersebut, pertemuan di Yogyakarta ini juga akan membahas isu-isu terkini terkait kelautan di Asia Pasifik termasuk imigran gelap dan perbudakan anak buah kapal (ABK).
"Meskipun hubungan politik antara Indonesia dengan Australia sempat naik turun dalam beberapa waktu terakhir ini, namun hal tersebut tidak berpengaruh dengan pertemuan ini," katanya.
Kegiatan ini diikuti 25 instansi terkait di Indonesia dan 15 negara, yakni Australia, Srilanka, Tiongkok, Hongkong, Jepang, Maladewa, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Filipina, Papuanugini, Timor Leste, Bangladesh, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Singapura dan India.***1***
(V001)