Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengantisipasi kekeringan lahan pertanian di wilayah ini pada musim kemarau 2015 dengan sistem pompanisasi.
"Di Bantul ada daerah-daerah yang kami perkirakan akan mengalami kekeringan, dan kami sudah coba secara nyata mengatasi kekeringan dengan bantuan pompa air," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Senin.
Menurut dia, beberapa wilayah Bantul yang lahan pertaniannya berpotensi kering di antaranya wilayah lahan tadah hujan perbukitan Dlingo, Pajangan serta Bantul bagian selatan yang merupakan daerah hilir dengan persediaan air irigasi terbatas.
Ia mengatakan, beberapa petani di wilayah yang lahan pertaniannya berpotensi dilanda kekeringan tersebut sudah diberikan bantuan pompa air dengan mengoptimalkan sumber air bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul.
"Akan tetapi dalam melakukan pompanisasi ini kami meminta petani agar melakukannya sesuai kebutuhan untuk jangka pendek saja, karena dari segi ekologi tidak bisa dipertahankan terus-menerus," katanya.
Partogi mengatakan, ke depan dalam sistem pompanisasi untuk mengairi sawah diupayakan tidak mengambil air tanah, melainkan embung maupun sungai, serta sumur-sumur yang sesuai tujuannya untuk keperluan irigasi pertanian.
"Untuk mendukung itu, nanti bantuan pompa air yang diberikan petani lebih kecil, sehingga bisa dibawa menggunakan sepeda motor, kalau sebelumnya kan (bantuan pompa) lebih besar," kata Partogi.
Ia menambahkan musim kemarau yang terjadi sejak Juni hingga saat ini berdampak pada menyusutnya sumber air irigasi, namun pihaknya mengklaim sejauh ini sawah-sawah di Bantul belum terjadi kekeringan.
"Sampai sekarang belum ada kekeringan, namun tetap akan ada beberapa lahan pertanian Bantul yang berpotensi kekeringan, mungkin sawah yang panen pada Oktober-November itu berpotensi kering," katanya.
KR-HRI
"Di Bantul ada daerah-daerah yang kami perkirakan akan mengalami kekeringan, dan kami sudah coba secara nyata mengatasi kekeringan dengan bantuan pompa air," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Senin.
Menurut dia, beberapa wilayah Bantul yang lahan pertaniannya berpotensi kering di antaranya wilayah lahan tadah hujan perbukitan Dlingo, Pajangan serta Bantul bagian selatan yang merupakan daerah hilir dengan persediaan air irigasi terbatas.
Ia mengatakan, beberapa petani di wilayah yang lahan pertaniannya berpotensi dilanda kekeringan tersebut sudah diberikan bantuan pompa air dengan mengoptimalkan sumber air bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul.
"Akan tetapi dalam melakukan pompanisasi ini kami meminta petani agar melakukannya sesuai kebutuhan untuk jangka pendek saja, karena dari segi ekologi tidak bisa dipertahankan terus-menerus," katanya.
Partogi mengatakan, ke depan dalam sistem pompanisasi untuk mengairi sawah diupayakan tidak mengambil air tanah, melainkan embung maupun sungai, serta sumur-sumur yang sesuai tujuannya untuk keperluan irigasi pertanian.
"Untuk mendukung itu, nanti bantuan pompa air yang diberikan petani lebih kecil, sehingga bisa dibawa menggunakan sepeda motor, kalau sebelumnya kan (bantuan pompa) lebih besar," kata Partogi.
Ia menambahkan musim kemarau yang terjadi sejak Juni hingga saat ini berdampak pada menyusutnya sumber air irigasi, namun pihaknya mengklaim sejauh ini sawah-sawah di Bantul belum terjadi kekeringan.
"Sampai sekarang belum ada kekeringan, namun tetap akan ada beberapa lahan pertanian Bantul yang berpotensi kekeringan, mungkin sawah yang panen pada Oktober-November itu berpotensi kering," katanya.
KR-HRI