Sleman, (Antara Jogja) - Kemajuan pembangunan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata masih menyisakan masalah, salah satu yang menjadi tantangan Sleman ke depan adalah permasalahan sosial, kata anggota Forum Pemantau Independen Sleman Hempry Suyatno.
"Kemajuan pembangunan dapat dilihat dari berbagai faktor dan salah satunya kondisi pembangunan sosial," kata Hempry dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Forum Pemantau Indepanden Kabupaten Sleman (FORPI), Selasa.
Menurut dia, pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya menjadi bagian penting untuk mewujudkan pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan.
"Realita yang terjadi pembangunan sosial sering terpinggirkan di tengah kemajuan pembangunan fisik. Kondisi ini berakibat pembangunan secara keseluruhan justru menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial," katanya.
Ia mengatakan, pada 2015 tercatat beberapa peristiwa gangguan keamanan sosial dan budaya di Kabupaten Sleman, diantaranya munculnya cafe-cafe, tempat hiburan dan berbagai bentuk kehidupan malam di Kabupaten Sleman telah menimbulkan berbagai persoalan tersendiri.
"Terjadinya tindak kekerasan dan tawuran antarremaja, meninggalnya mahasiswa di kamar kosnya, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan maraknya salon `plus` juga menjadi catatan permasalahan di Sleman," katanya.
Hempry mengatakan, selain itu berbagai isu-isu sosial juga perlu mendapatkan perhatian yaitu anak jalanan, disabilitas, kesetaraan gender, penanganan lansia, kasus pernikahan dini dan juga isu intoleransi antar umat beragama.
"Berbagai hal ini menjadi tantangan bagi pembangunan di Sleman ke depan. Siapa pun nanti yang akan terpilih menjadi pimpinan Sleman harus menaruh perhatian terhadap permasalahan sosial dan budaya tersebut. Perhatian terhadap permasalahan sosial ini penting agar pembangunan Sleman tidak terjadi ketimpangan," katanya.
Kepala Bidang Sosial Pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sleman Pranama mengatakan bahwa Sleman masih memiliki isu-isu strategis di bidang sosial yang perlu mendapatkan penanganan.
"Isu-isu strategis bidang sosial itu di antaranya adalah penduduk miskin, kasus HIV/AIDS yang meningkat, tumbuhnya kos-kosan eksklusif, maraknya pusat hiburan malam, PSK terselubung yang kontra produktif dengan status Sleman sebagai pusat pendidikan, pariwisata dan budaya serta melemahnya nilai-nilai gotong royong dan pluralitas," katanya.
Menurut dia, permasalahan sosial ini merupakan tantangan pembangunan Sleman ke depan. "Sebagai tindak lanjut, berbagai permasalahan ini telah menjadi masukan dalam menyusun perencanaan pembangunan Sleman di masa yang akan datang," katanya.***4***
(V001)
"Kemajuan pembangunan dapat dilihat dari berbagai faktor dan salah satunya kondisi pembangunan sosial," kata Hempry dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Forum Pemantau Indepanden Kabupaten Sleman (FORPI), Selasa.
Menurut dia, pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya menjadi bagian penting untuk mewujudkan pembangunan berkeadilan dan berkelanjutan.
"Realita yang terjadi pembangunan sosial sering terpinggirkan di tengah kemajuan pembangunan fisik. Kondisi ini berakibat pembangunan secara keseluruhan justru menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial," katanya.
Ia mengatakan, pada 2015 tercatat beberapa peristiwa gangguan keamanan sosial dan budaya di Kabupaten Sleman, diantaranya munculnya cafe-cafe, tempat hiburan dan berbagai bentuk kehidupan malam di Kabupaten Sleman telah menimbulkan berbagai persoalan tersendiri.
"Terjadinya tindak kekerasan dan tawuran antarremaja, meninggalnya mahasiswa di kamar kosnya, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas dan maraknya salon `plus` juga menjadi catatan permasalahan di Sleman," katanya.
Hempry mengatakan, selain itu berbagai isu-isu sosial juga perlu mendapatkan perhatian yaitu anak jalanan, disabilitas, kesetaraan gender, penanganan lansia, kasus pernikahan dini dan juga isu intoleransi antar umat beragama.
"Berbagai hal ini menjadi tantangan bagi pembangunan di Sleman ke depan. Siapa pun nanti yang akan terpilih menjadi pimpinan Sleman harus menaruh perhatian terhadap permasalahan sosial dan budaya tersebut. Perhatian terhadap permasalahan sosial ini penting agar pembangunan Sleman tidak terjadi ketimpangan," katanya.
Kepala Bidang Sosial Pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sleman Pranama mengatakan bahwa Sleman masih memiliki isu-isu strategis di bidang sosial yang perlu mendapatkan penanganan.
"Isu-isu strategis bidang sosial itu di antaranya adalah penduduk miskin, kasus HIV/AIDS yang meningkat, tumbuhnya kos-kosan eksklusif, maraknya pusat hiburan malam, PSK terselubung yang kontra produktif dengan status Sleman sebagai pusat pendidikan, pariwisata dan budaya serta melemahnya nilai-nilai gotong royong dan pluralitas," katanya.
Menurut dia, permasalahan sosial ini merupakan tantangan pembangunan Sleman ke depan. "Sebagai tindak lanjut, berbagai permasalahan ini telah menjadi masukan dalam menyusun perencanaan pembangunan Sleman di masa yang akan datang," katanya.***4***
(V001)