Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta melakukan pelatihan dan pembinaan bagi wirausaha muda di wilayah tersebut sejak tahun lalu dan hingga kini baru sekitar 10 persen yang dinyatakan siap mandiri.

"Tidak semua peserta bisa menjalankan usahanya dengan lancar, baru sekitar 10 persen yang dinyatakan bisa mandiri dan mengembangkan usahanya dengan baik," kata Kepala Bidang Sumber Daya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di sela-sela pelaksanaan pameran produk wirausaha muda di Yogyakarta, Kamis.

Pada tahun lalu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta mulai menggelar program "home business camp" (HBC) yang diikuti 20 wirausaha muda baru di kota tersebut. Pelatihan kembali digelar tahun ini dan diikuti 30 peserta.

Seluruh peserta kemudian menampilkan karya atau produk masing-masing di halaman Taman Pintar Yogyakarta selama tiga hari, 19-21 November.

"Jadi, dari total 50 peserta lulusan program HBC, baru ada lima peserta yang bisa mandiri dengan berbagai produk atau usaha seperti bimbingan belajar, angkringan, jasa "laundry", daur ulang sampah dan fashion," katanya.

Meskipun demikian, Tri tetap optimistis seluruh peserta HBC tersebut bisa mengembangkan usahanya. Dinas akan memberikan pendampingan kepada seluruh peserta HBC selama tiga tahun.

"Wirausaha yang sudah mandiri pun banyak yang menjadi motivator agar ada lebih banyak wirausaha muda baru yang lahir dari Kota Yogyakarta," katanya.

Salah satu peserta HBC yang ikut memamerkan produknya di Taman Pintar, Rizka Septyaningsih mengatakan mengikuti program HBC untuk bisa mengembangkan usaha di bidang fashion.

"Orang tua memiliki usaha lurik dan saya ingin mengembangkan usaha ini ke fashion atau pakaian jadi dari bahan lurik," katanya yang mulai menekuni usaha tersebut mulai 2012.

Ia mengatakan, produk kain lurik yang digunakan sebagai bahan pakaian memiliki keunggulan dibanding produk sejenis karena menggunakan benang berkualitas tinggi sehingga kain tidak panas jika digunakan.

Sementara itu, Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Ponijan mengatakan, pemerintah mulai membentuk Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP) yang bisa dimanfaatkan wirausaha muda baru untuk mengakses modal.

"Para pemuda harus berani terjun menjadi wirausaha karena mampu menciptakan lapangan kerja baru. Apalagi setiap tahun ada ribuan sarjana yang membutuhkan lapangan kerja," katanya.

Keberadaan wirausaha, lanjut dia, akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, dari 62 juta pemuda di Indonesia baru sekitar seperempat yang terjun sebagai wirausaha. ***1***

(E013)


Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2025