Bantul (Antara) - Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasang bronjong di tebing Sungai Opak wilayah Jlamprang Kidul Desa Jambidan, Banguntapan untuk mengantisipasi longsor akibat gerusan air sungai.
"Pemasangan bronjong di Sungai Opak ini sudah berjalan beberapa hari, bronjong akan dipasang sepanjang 36 meter dengan ketinggian lima meter sampai delapan meter," kata Kasi Operasi Jaringan Irigasi Dinas SDA Bantul, Suyitno di Bantul, Selasa.
Menurut dia, pemasangan bronjong atau tumpukan batuan putih yang diikat dengan kawat di tebing sayap kanan Sungai Opak dekat jembatan Ngablak ini bertujuan untuk mencegah longsor akibat tergerus aliran deras sungai, sebab masih berupa tanah.
Jika tidak dipasang bronjong, menurut dia, dikhawatirkan tebing yang sudah pernah longsor tersebut akan semakin tambah parah dan mengancam keselamatan warga yang tinggal di sejumlah rumah atas tebing sungai itu.
"Kalau tidak segera ditangani maka akibatnya bisa fatal, kalau pekerjaan lancar dan tidak turun hujan di wilayah utara yang menyebabkan aliran sungai deras, maka ditargetkan selesai dua minggu," katanya.
Ia mengatakan, untuk pemasangan bronjong sepanjang 36 meter ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menganggarkan sekitar Rp150 juta, meski tidak menutup kemungkinan anggaran ditambah untuk memasang bronjong di sebelah selatannya.
"Memang pernah diusulkan (pemasangan bronjong), namun untuk ini menggunakan dana daraurat yang disiapkan Pemkab Bantul, ini karena menjadi prioritas kami sebagai penanganan sementara agar longsor tidak bertambah luas," katanya.
Sementara itu, terkait dengan keberadaan sejumlah rumah di bantaran Sungai Opak yang terancam bahaya, pihaknya tidak mengetahui pasti kenapa bisa tinggal di sekitar itu, namun melihat dari lokasinya seharusnya warga tidak tinggal di bantaran sungai.
"Soal izin mereka tinggal di sana itu bukan wewenang kami, namun semestinya di sana ada sempadan sungai yang bebas dari aktivitas warga, sehingga seharusnya tidak boleh dibangun rumah," katanya.
(KR-HRI)
"Pemasangan bronjong di Sungai Opak ini sudah berjalan beberapa hari, bronjong akan dipasang sepanjang 36 meter dengan ketinggian lima meter sampai delapan meter," kata Kasi Operasi Jaringan Irigasi Dinas SDA Bantul, Suyitno di Bantul, Selasa.
Menurut dia, pemasangan bronjong atau tumpukan batuan putih yang diikat dengan kawat di tebing sayap kanan Sungai Opak dekat jembatan Ngablak ini bertujuan untuk mencegah longsor akibat tergerus aliran deras sungai, sebab masih berupa tanah.
Jika tidak dipasang bronjong, menurut dia, dikhawatirkan tebing yang sudah pernah longsor tersebut akan semakin tambah parah dan mengancam keselamatan warga yang tinggal di sejumlah rumah atas tebing sungai itu.
"Kalau tidak segera ditangani maka akibatnya bisa fatal, kalau pekerjaan lancar dan tidak turun hujan di wilayah utara yang menyebabkan aliran sungai deras, maka ditargetkan selesai dua minggu," katanya.
Ia mengatakan, untuk pemasangan bronjong sepanjang 36 meter ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menganggarkan sekitar Rp150 juta, meski tidak menutup kemungkinan anggaran ditambah untuk memasang bronjong di sebelah selatannya.
"Memang pernah diusulkan (pemasangan bronjong), namun untuk ini menggunakan dana daraurat yang disiapkan Pemkab Bantul, ini karena menjadi prioritas kami sebagai penanganan sementara agar longsor tidak bertambah luas," katanya.
Sementara itu, terkait dengan keberadaan sejumlah rumah di bantaran Sungai Opak yang terancam bahaya, pihaknya tidak mengetahui pasti kenapa bisa tinggal di sekitar itu, namun melihat dari lokasinya seharusnya warga tidak tinggal di bantaran sungai.
"Soal izin mereka tinggal di sana itu bukan wewenang kami, namun semestinya di sana ada sempadan sungai yang bebas dari aktivitas warga, sehingga seharusnya tidak boleh dibangun rumah," katanya.
(KR-HRI)