Kulon Progo, (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memfokuskan percepatan program Bedah Menoreh karena manjadi pendukung pengembangan kawasan wisata Candi Borobudur, Jawa Tengah.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu daerah yang ikut terimbas program Bedah Menoreh, terutama Banjaroyo, dimana seluas 5.000 hektare di sekitar Candi Borobudur menjadi penyangga wisata.
"Program Bedah Menoreh dilaksanakan dengan harapan setelah ada bandara baru, jalan menuju bandara bisa melalui atas Perbukitan Menoreh yaitu Samigaluh atau Kalibawang sehingga potensi masyarakat yang dilewati bisa lebih bernilai ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Hasto.
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan supaya ketika kawasan wisata Borobudur diperluas, masyarakat sudah siap.
"Mari kita jaga kebersihan dan meningkatkan inovasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Hasto.
Hasto juga meminta agar Badan Perwakilan Desa (BPD) serta masyarakat seluruhnya berperan serta untuk mengawal, mengawasi dan mendukung pembangunan yang memakai dana miliaran tersebut supaya pelaksanaannya tertib. Pada 2016, desa-desa di Kalibawang mendapatkan dana desa yang cukup besar, bahkan mencapai Rp2,4 miliar.
Camat Kalibawang Hendri Usdiarka mengatakan sesuai dengan RTRW, Dekso diarahkan menjadi kota tani, sehingga dirinya berharap ke depan disamping program-program Bedah Menoreh yang ada juga peningkatan anggaran untuk pertanian, sehingga dengan kota tani ini diharapkan menjadi lumbung pangan daerah utara.
"Untuk mendukung makanan dari hasil pertanian daerah selatan yang berkembang menjadi daerah pembangunan fisik atau konstruksi," kata dia.
Ia megiatan pembangunan di Kalibawang bisa berjalan lancar karena ada dukungan dari masyarakat, baik berupa dana, tenaga, maupun material yang merupakan bentuk dari swadaya masyarakat.
Secara akumulasi besarnya bantuan pemerintah di Kecamatan Kalibawang 2015 di empat desa jumlahnya Rp12.150.838.220, dengan swadaya masyarakat yang tercatat Rp1.599.386.200 sehingga nilai totalnya Rp13.750.024.420, dengan nilai swadaya sekitar 11,36 persen. ***3***
(KR-STR)
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Selasa, mengatakan Kecamatan Kalibawang merupakan salah satu daerah yang ikut terimbas program Bedah Menoreh, terutama Banjaroyo, dimana seluas 5.000 hektare di sekitar Candi Borobudur menjadi penyangga wisata.
"Program Bedah Menoreh dilaksanakan dengan harapan setelah ada bandara baru, jalan menuju bandara bisa melalui atas Perbukitan Menoreh yaitu Samigaluh atau Kalibawang sehingga potensi masyarakat yang dilewati bisa lebih bernilai ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Hasto.
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan supaya ketika kawasan wisata Borobudur diperluas, masyarakat sudah siap.
"Mari kita jaga kebersihan dan meningkatkan inovasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Hasto.
Hasto juga meminta agar Badan Perwakilan Desa (BPD) serta masyarakat seluruhnya berperan serta untuk mengawal, mengawasi dan mendukung pembangunan yang memakai dana miliaran tersebut supaya pelaksanaannya tertib. Pada 2016, desa-desa di Kalibawang mendapatkan dana desa yang cukup besar, bahkan mencapai Rp2,4 miliar.
Camat Kalibawang Hendri Usdiarka mengatakan sesuai dengan RTRW, Dekso diarahkan menjadi kota tani, sehingga dirinya berharap ke depan disamping program-program Bedah Menoreh yang ada juga peningkatan anggaran untuk pertanian, sehingga dengan kota tani ini diharapkan menjadi lumbung pangan daerah utara.
"Untuk mendukung makanan dari hasil pertanian daerah selatan yang berkembang menjadi daerah pembangunan fisik atau konstruksi," kata dia.
Ia megiatan pembangunan di Kalibawang bisa berjalan lancar karena ada dukungan dari masyarakat, baik berupa dana, tenaga, maupun material yang merupakan bentuk dari swadaya masyarakat.
Secara akumulasi besarnya bantuan pemerintah di Kecamatan Kalibawang 2015 di empat desa jumlahnya Rp12.150.838.220, dengan swadaya masyarakat yang tercatat Rp1.599.386.200 sehingga nilai totalnya Rp13.750.024.420, dengan nilai swadaya sekitar 11,36 persen. ***3***
(KR-STR)