Jogja (Antara) - Kantor Wilayan Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat Muslim, dan pengurus masjid untuk menyempurnakan arah kiblat saat peristiwa Rashdul Qiblah, Jumat (15/7) sore.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Nizar Ali di Yogyakarta, Kamis, mengatakan sesuai data astronomi peristiwa Rashdul Qiblah atau momenm posisi matahari tepat melintas di atas kabah terjadi pada 15 Juli pukul 16.27 WIB.
"Kami mengimbau masyarakat khususnya pengurus masjid dapat memanfaatkan momen itu untuk meluruskan kembali arah kiblat," kata dia.
Menurut dia, pada saat matahari tepat di atas kabah, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus pada tanggal jam tersebut akan mengarah tepat ke Kabah.
"Tidak setiap tahun ada peristiwa semacam itu. Untuk tahun ini kebetulan terjadi dua kali," kata dia.
Nizar mengatakan penyempurnaan arah kiblat cukup berpengaruh pada kesempurnaan shalat. Sementara, selama ini banyak masjid yang dibangun dengan desain yang bagus, namun arah kiblatnya ternyata belum pas.
Dari 7.000 masjid di lima kabupaten/kota DIY, menurut dia, hingga saat ini baru 50 persen yang telah memiliki sertifikat arah kiblat dari Kementerian Agama.
"Sehingga kami mengimbau bagi pengurus masjid yang belum pernah melakukan pembenaran arah kiblat agar memanfaatkannya, sebab caranya cukup sederhana dan tidak memerlukan alat yang canggih," kata dia.
Fenomena Rashdul Qiblah terjadi pula pada 27 Mei 2016 pada pukul 16.18 WIB.
(L007)
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Nizar Ali di Yogyakarta, Kamis, mengatakan sesuai data astronomi peristiwa Rashdul Qiblah atau momenm posisi matahari tepat melintas di atas kabah terjadi pada 15 Juli pukul 16.27 WIB.
"Kami mengimbau masyarakat khususnya pengurus masjid dapat memanfaatkan momen itu untuk meluruskan kembali arah kiblat," kata dia.
Menurut dia, pada saat matahari tepat di atas kabah, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus pada tanggal jam tersebut akan mengarah tepat ke Kabah.
"Tidak setiap tahun ada peristiwa semacam itu. Untuk tahun ini kebetulan terjadi dua kali," kata dia.
Nizar mengatakan penyempurnaan arah kiblat cukup berpengaruh pada kesempurnaan shalat. Sementara, selama ini banyak masjid yang dibangun dengan desain yang bagus, namun arah kiblatnya ternyata belum pas.
Dari 7.000 masjid di lima kabupaten/kota DIY, menurut dia, hingga saat ini baru 50 persen yang telah memiliki sertifikat arah kiblat dari Kementerian Agama.
"Sehingga kami mengimbau bagi pengurus masjid yang belum pernah melakukan pembenaran arah kiblat agar memanfaatkannya, sebab caranya cukup sederhana dan tidak memerlukan alat yang canggih," kata dia.
Fenomena Rashdul Qiblah terjadi pula pada 27 Mei 2016 pada pukul 16.18 WIB.
(L007)