Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan Badan Usaha Milik Desa mengembangkan kawasan ekowisata "green village" Desa Mertelu, Gedangsari supaya mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di wilayah ini.

Penjabat Sekda Gunung Kidul Supartono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan wilayah Gedangsari merupakan proyek percontohan penanganan kemiskinan, salah satunya pengembangan "green village".

"Salah satu yang menjadi contoh pengembangan Gua Pindul yang sampai saat ini masih menjadi polemik. Jangan sampai terjadi polemik sehingga merugikan semuanya. Dengan pembuatan BUMDes akan semakin baik dari segi manajemen," kata Supartono.

Menurut dia, pengembangan secara benar dan tertata akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Saat ini sedang dikaji terkait penambahan fasilitas di sana seperti flying fox.

"Selain wisata, di kawasan Gedangsari akan dikembangkan ekonomi kerakyatan, misalnya pengolahan pisang dan pengembangan batik di tancep," katanya.

Supartono mengatakan Kecamatan Gedangsari menjadi kecamatan percontohan penanggulan kemiskinan di wilayah DIY. "Nantinya metode yang sama digunakan untuk dilakukan kepada 15 kecamatan pada 2017," katanya.

Camat Gedangsari Muhammad Setyawan Indriyanto mengungkapkan program ini nantinya akan menyentuh kawasan ekowisata green village di Mertelu, kerajinan batik di Tegalrejo dan beberapa lainnya.

"Yang pasti untuk kesejahteraan masyarakat Gedangsari," katanya.

Ia mengatakan tiga kepala desa dari Mertelu, Tegalrejo, dan Watugajah sudah melakukan kerja sama untuk pengembangan green village.

"Nantinya 80 persen pemasukan untuk desa, sisanya ke unit pengelolaan keuangan," katanya.


(KR-STR)

Pewarta : Oleh Sutarmi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024