Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau warga di daerah ini mewaspadai banjir limpasan aliran sungai dan genangan air di lahan pertanian saat musim hujan dengan curah hujan tinggi.

"Kalau musim hujan dengan curah hujan tinggi di wilayah Bantul berpotensi terjadi banjir, banjirnya bisa banjir limpasan dan banjir genangan," kata Kasi Kegawatdaruratan dan logistik BPBD Bantul, Anton Vektori di Bantul, Jumat.

Menurut dia, banjir limpasan terjadi di hampir semua bantaran sungai-sungai besar yang mengalir di wilayah Bantul, diantaranya Sungai Code, Sungai Opak, Sungai Winongo dan Sungai Oya terutama yang di tepi sungai belum dibangket.

Sedangkan banjir genangan, kata dia, terjadi di wilayah Bantul bagian selatan seperti wilayah Kecamatan Bambanglipuro, Sanden dan Srandakan. Banjir genangan disebabkan karena saluran irigasi dan pembuang tidak mampu menahan debit air tinggi.

"Untuk di titik-titik rawan banjir limpasan sudah kita tempatkan posko siaga darurat untuk memudahkan pemantauan. Sehingga ketika ada kejadian yang tidak diinginkan evakuasi lebih cepat," katanya.

Meskipun demikian, menurut dia, banjir limpasan atau luapan sungai di wilayah Bantul sejauh ini belum terjadi, namun untuk banjir genangan dilaporkan terjadi di beberapa wilayah hingga menggenangi lahan tanaman pangan.

Dalam mengantisipasi potensi banjir saat musim hujan, BPBD Bantul juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul untuk mengerahkan juru pengairan untuk memantau pintu-pintu air di bendung sungai.

Anton mengatakan, selain banjir, potensi bencana yang terjadi pada musim hujan di Bantul yaitu tanah longsor dan angin kecang. Dan menghadapi musim hujan 2016, BPBD Bantul mendirikan sebanyak 21 posko siaga darurat banjir dan tanah longsor.

"Walaupun namanya posko siaga darurat banjir dan tanah longsor, namun penanganannya tidak hanya sebatas pada kejadian itu, namun bencana lain yang berpotensi. Karena ancaman bencananya sama," katanya.

(KR-HRI)

Pewarta : Heri Sidik
Editor : Hery Sidik
Copyright © ANTARA 2024