Yogyakarta (Antaranews Jogja - Manajemen lalu lintas di Jalan Terban atau di sekitar bundaran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta akan kembali diubah dan sekarang sedang dalam proses pemindahan pembatas jalan.

"Arus lalu lintas akan dikembalikan seperti semula, yaitu tidak perlu memutar di Jalan Cik Di Tiro. Namun ada perubahan dalam jumlah lajur jalan yang akan digunakan untuk kendaraan mengarah ke timur maupun barat," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho di Yogyakarta, Rabu.

Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta menerapkan manajemen lalu lintas di Jalan Terban dengan mengarahkan seluruh kendaraan dari timur ke selatan atau masuk Jalan Cik Di Tiro terlebih dulu, baru berputar arah untuk bisa melaju ke arah barat.

Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) pun dilengkapi dengan "water barrier" untuk mencegah kendaraan dari timur agar tidak langsung melaju ke arah barat.

Penerapan manajemen lalu lintas tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di sekitar bundaran UGM yang kerap terkunci akibat antrian kendaraan di simpang empat Mirota Kampus.

Namun demikian, manajemen lalu lintas tersebut dinilai kurang efektif karena tetap muncul antrian kendaraan yang akan berputar arah di Jalan Cik Di Tiro. Antrian kendaraan tersebut bahkan menyebabkan kemacetan.

"Dari hasil penghitungan kami, rasio antara kapasitas jalan dengan volume kendaraan di Jalan Cik Di Tiro bhakan sudah mencapai 1,04 atau sangat padat. Terutama di depan RS Mata Dr Yap," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Wirawan perlu dilakukan perubahan manajemen lalu lintas untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dengan mengubah jumlah lajur Jalan Terban menjadi tiga lajur ke arah barat dan satu lajur ke timur. Semula, lajur ke arah barat dan timur masing-masing dua lajur.

Wirawan berharap, perubahan jumlah lajur tersebut akan mengatasi kepadatan lalu lintas. "Panjang Jalan Terban 191 meter. Dari hasil penghitungan dengan tiga lajur, maka antrian kendaraan di lampu lalu lintas hanya sekitar 85 meter saja atau tidak akan mengular hingga bundaran UGM," katanya.

Perubahan manajemen lalu lintas tersebut perlu diikuti dengan perubahan posisi pembatas jalan, penggantian pohon perindang dan perbaikan trotoar sekaligus saluran air.

"Pembongkaran pembatas jalan dilakukan pekan ini saat malam hari agar tidak mengganggu lalu lintas, lalu dilanjutkan dengan pengaspalan pada Juni," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Agus Tri Haryono. Lebar jalan akan tetap dipertahankan 12,4 meter.

Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana mengatakan, pohon perindang yang ada di median jalan berjumlah 14 pohon Angsana. "Pohon akan kami ganti dnegan Kenari dan akan ditanam di sisi utara Jalan Terban sesuai dengan persilnya nanti," katanya.

 

Pewarta : Eka Arifa Rusqiyati
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2025