Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami lonjakan dari 5.000 menjadi 21.000 orang setiap tahun pasca menjadi jaringan geopark dunia organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Geopark Gunungsewu sejak 2015.

Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) selama tiga tahun terakhir memang belum sejalan dengan program Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mentargetkan 20 juta wisman pada 2019.

"Geopark Gunungsewu yang diakui UNESCO mampu mendongkrak kunjungan wisman karena ada promosi di luar negeri. Dampaknya belum signifikan dan maksimal, namun setiap tahunnya meningkat sejak 2015," kata Asti.

Ia mengatakan pemerintah pusat belum memberikan target kunjungan wisman disetiap provinsi dan kabupaten. Saat ini, DIY belum mendapat kuota target wisman, sehingga belum mengintruksikan ke kabupaten/kota mendatangkan wisman.

"Kami akan menata secara maksimal, supaya objek wisata di Gunung Kidul dikunjungi wisman," katanya.

Asti mengatakan di Gunung Kidul ada 13 geosite dari 33 geosite di kawasan Geopark Gunungsewu. Sejak 2015, geosite terus dibenahi dan dikembangkan supaya menjadi menarik, dan pengelolaannya sesuai standar internasional.

"Kami mencurahkan pemikiran kami bagaiman geosite di Gunung Kidul menjadi baik, dan menjadi tujuan wisman," katanya.

Sekretaris Dispar Gunung Kidul Hary Sukmono mengatakan saat ini, sejumlah objek wisata di Gunung Kidul mulai dikunjungi wisman, mulai dari Kalisuci, Gua Pindul, dan Gunung Api Purba Nglanggeran. Kemudian, objek wisata pantai juga mulai banyak wisman.

"Wisatawan Kalisuci mayoritas wisman, dan Pantai Krakal dan Kukup juga bisa ditemukan wisman berjemur dibibir pantai," katanya.


 

Pewarta : Sutarmi
Editor : Sutarmi
Copyright © ANTARA 2024