Jakarta (Antaranews Jogja)- Anggota Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPPSPAM Kementerian PUPR) Henry M Limbong mengatakan pembangunan embung di desa-desa efektif mengatasi krisis air bersih.

"Keberadaan embung di desa-desa, efektif dalam mengatasi air bersih khususnya di pedesaan," ujar Henry dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Dia memberi contoh di Samosir, Sumatera Utara, yang mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau. Memang air Danau Toba melimpah, tapi masalahnya membutuhkan dana besar untuk memompanya. Jadi solusinya dengan pembangunan embung di desa.

"Embung itu akan menampung air hujan ketika musim penghujan, yang nantinya bisa digunakan pada saat musim kemarau," tambah dia.

Dengan demikian, nantinya desa-desa yang mengalami krisis air bisa teratasi dengan keberadaan embung tersebut.

Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air baik sungai maupun danau.

Embung juga digunakan berfungsi untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir serta dapat berfungsi sebagai pengairan.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pada 2017 fokus dalam membangun embung di desa-desa. Kemendes PDTT menargetkan pembangunan 33.000 embung .

Pewarta : Indriani
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024