Bantul,  (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan daerah ini mengalami surplus atau sisa lebih beras sebanyak 52.171 ton selama 2018.
     
"Ketersediaan beras premium kita pada 2018 itu sebanyak 132.372 ton, sementara kebutuhan konsumi beras masyarakat Bantul setahun sebanyak 80.201 ton, sehingga kita surplus 52.171 ton," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Kamis. 
     
Menurut dia, ketersediaan atau stok beras di Bantul itu berasal dari beberapa rumah tangga produsen beras seperti kelompok tani dsn distributor beras se-Bantul, kemudian di sektor lain pada lembaga pemerintah dalam urusan pangan. 
       
Ia menyebutkan, produksi beras di pertanian sebanyak 119.910 ton, dari tiga distributor beras se-Bantul sebanyak 314 ton, kemudian di Bulog Divre Yogyakarta sebanyak 12.128 ton, stok di PT PPI sejumlah 6,2 ton, PT Pertani sejumlah 11,67 ton dan di pasar 2,9 ton. 
     
"Jumlah penduduk Bantul pada 2018 sebanyak 927.181 jiwa, jika konsumsi beras masyarakat rata-rata 86,5 kilogram per kapita per tahun, maka kebutuhan beras sebulan 6.683 ton, sehingga dalam setahun kebutuhan beras sebanyak 80.201 ton," katanya.
     
Subiyanta mengatakan, karena Bantul mengalami surplus atau sisa lebih setelah dikurangi kebutuhan setahun itu, maka ketersediaan beras di Bantul aman, bahkan saat ini stoknya masih mencukupi kebutuhan masyarakat Bantul dalam tujuh bulan ke depan. 
     
"Sudah saya sampaikan ke masyarakat, bahkan saat bersama dengan polres dan TPID kemarin, bahwa ketersediaan bahan pangan terutama beras menjelang libur akhir tahun ini aman, bahkan tercukupi hingga tujuh bulan ke depan," katanya.
     
 Ia juga mengatakan, ketersediaan beras di tingkat petani Bantul akan bertambah pada Februari mendatang menyusul sebagian petani Bantul akan memulai panen raya padi dari sawah yang ditanam pada Desember ini.

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024