Sleman (ANTARA) - Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) operasi bibir sumbing gratis bagi keluarga tidak mampu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-73.
"Kegiatan bakti sosial ini dengan sasaran keluarga kurang mampu di DIY. Kami bekerjasama dengan Rumah Sakit Bhayangkara Yogy dan Ikatan dokter ahli bedah mulut Indonesia," kata Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri saat meninjau pelaksanaan operasi di RS Bhayangkara Yogyakarta, Senin.
Kegiatan bakti sosial yang diikuti sebanyak 17 pasien penderita bibir sumbing yang berasal dari seluruh wilayah DIY ini sudah berlangsung sejak Jumat (14/6).
Menurut dia, operasi untuk memulihkan penderita bibir sumbing ini tidak hanya dilakukan satu kali.
"Informasi yang saya dapat, setidaknya butuh tiga hingga empat kali operasi dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Sehingga diharapkan kegiatan semacam ini bisa dilakukan lagi," katanya.
Ia juga berharap, dengan bakti sosial yang diselenggarakan Polda DIY ini bisa meringankan beban masyarakat.
"Terutama orang tua yang putra putrinya ada kelainan bibir sumbing bisa dioperasi dengan hasil yang baik," katanya.
Salah satu warga yang anaknya ikut dalam bakti sosial Angga Susilowati (25) mengaku bersyukur putra pertamanya yaitu Nugroho Setiawan (4) bisa dioperasi secara gratis.
"Sangat bersyukur bisa dapat operasi gratis," kata Angga warga Parangtritis, Bantul saat ditemui di RS Bhayangkara.
Menurut dia, sebelumnya, anaknya tersebut sudah dua kali dioperasi yaitu saat usia empat bulan dan saat usia dua tahun akibat menderita labio palato yaitu keadaan bibir atau langit gusi terdapat celah (sumbing).
"Saya mengetahui ada program tersebut lewat media sosial facebook. Lalu dia mencoba mendaftar. Waktu dicek semua bisa dan sehari setelahnya langsung dilakukan operasi," katanya.
Angga mengatakan, sebelum dioperasi anaknya juga sering mengalami penyakit ISPA. Paling tidak sebulan bisa dua kali terkena ISPA.
"Karena masih ada celah, kalau makan sering keluar dari mulut, jadi sering ISPA," katanya.
Ia mengatakan, anaknya juga sering mendapatkan ejekan dari teman sebaya, sehingga bersyukur anaknya tidak lagi menjadi korban perundungan (bully).
"Jelas akan menambah motivasi anak saya menjadi lebih kuat dan semangat saat kumpul dengan teman, bisa lancar ngomong juga, jadi gak di-bully lagi," katanya.
Baca juga: Polda DIY melayani penitipan kendaraan selama mudik lebaran
"Kegiatan bakti sosial ini dengan sasaran keluarga kurang mampu di DIY. Kami bekerjasama dengan Rumah Sakit Bhayangkara Yogy dan Ikatan dokter ahli bedah mulut Indonesia," kata Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri saat meninjau pelaksanaan operasi di RS Bhayangkara Yogyakarta, Senin.
Kegiatan bakti sosial yang diikuti sebanyak 17 pasien penderita bibir sumbing yang berasal dari seluruh wilayah DIY ini sudah berlangsung sejak Jumat (14/6).
Menurut dia, operasi untuk memulihkan penderita bibir sumbing ini tidak hanya dilakukan satu kali.
"Informasi yang saya dapat, setidaknya butuh tiga hingga empat kali operasi dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Sehingga diharapkan kegiatan semacam ini bisa dilakukan lagi," katanya.
Ia juga berharap, dengan bakti sosial yang diselenggarakan Polda DIY ini bisa meringankan beban masyarakat.
"Terutama orang tua yang putra putrinya ada kelainan bibir sumbing bisa dioperasi dengan hasil yang baik," katanya.
Salah satu warga yang anaknya ikut dalam bakti sosial Angga Susilowati (25) mengaku bersyukur putra pertamanya yaitu Nugroho Setiawan (4) bisa dioperasi secara gratis.
"Sangat bersyukur bisa dapat operasi gratis," kata Angga warga Parangtritis, Bantul saat ditemui di RS Bhayangkara.
Menurut dia, sebelumnya, anaknya tersebut sudah dua kali dioperasi yaitu saat usia empat bulan dan saat usia dua tahun akibat menderita labio palato yaitu keadaan bibir atau langit gusi terdapat celah (sumbing).
"Saya mengetahui ada program tersebut lewat media sosial facebook. Lalu dia mencoba mendaftar. Waktu dicek semua bisa dan sehari setelahnya langsung dilakukan operasi," katanya.
Angga mengatakan, sebelum dioperasi anaknya juga sering mengalami penyakit ISPA. Paling tidak sebulan bisa dua kali terkena ISPA.
"Karena masih ada celah, kalau makan sering keluar dari mulut, jadi sering ISPA," katanya.
Ia mengatakan, anaknya juga sering mendapatkan ejekan dari teman sebaya, sehingga bersyukur anaknya tidak lagi menjadi korban perundungan (bully).
"Jelas akan menambah motivasi anak saya menjadi lebih kuat dan semangat saat kumpul dengan teman, bisa lancar ngomong juga, jadi gak di-bully lagi," katanya.
Baca juga: Polda DIY melayani penitipan kendaraan selama mudik lebaran