Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta memberlakukan kewaspadaan dini terhadap Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah meningkat di China.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo Selasa mengatakan, sejauh ini belum ada arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait kewaspadaan Human Metapneumovirus (HMPV).
"Namun dari Kemenkes RI ada arahan untuk meningkatkan kewaspadaan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon -SKDR-," kata Sri Budi.
Menurutnya, SKDR ini untuk pemantauan kewaspadaan dini penyakit pneumonia dan Influenza Like Illness.
Selanjutnya, pihaknya telah menginstruksikan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) mendata dan memantau pelaporan kasus dengan kode ICD-10 HMPV, yaitu J12.3 dan B97.81.
Berdasarkan informasi yang pihaknya terima, gejala HMPV bisa berupa batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, peradangan saluran udara kecil (bronkiolitis), dan pneumonia. Paling parah adalah terjadinya kesulitan bernapas.
"Sejauh ini belum ada penjelasan resmi terkait gejala spesifik HMPV, kami juga terus memantau perkembangan," katanya.
Lebih lanjut, Sri Budi mengatakan masyarakat bisa melakukan penanganan secara mandiri, selama penderitanya tidak memiliki komorbid. Langkah pencegahannya seperti menjaga pola hidup bersih dan sehat, menghindari kerumunan, serta menggunakan masker bagi yang bergejala.
Budi mengatakan, seluruh bidang kesehatan digerakkan untuk upaya antisipasi. Meliputi bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kesehatan masyarakat, dan sumber daya kesehatan.
"Kami juga melakukan kajian mingguan lewat Tim Epidemiologi Kabupaten sebagai upaya peningkatan kewaspadaan di tiap fasyankes," katanya.